blog-indonesia.com

Rabu, 05 Juni 2013

Batan-BNPB Lakukan Pelatihan Kesiapsiagaan Nuklir

Peninjau melihat kolam reaktor riset nuklir di reaktor serbaguna G.A. Siwabessy milik Badan Tenaga Atom (BATAN), Puspiptek, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (23/4). Kawasan Nuklir Serpong merupakan kawasan pusat Litbangyasa iptek nuklir yang dibangun dengan tujuan untuk mendukung usaha pengembangan industri nuklir dan persiapan pembangunan serta pengoperasian PLTN di Indonesia. Foto: Investor Daily/ ANTARA/ BNPT/RN/ed/nz/13JAKARTA - Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), serta jajaran pemerintah provinsi Banten dan pemkot/pemkab di kawasan reaktor nuklir Serpong, melakukan pelatihan kesiapsiagaan menghadapi kedaruratan nuklir.

"Pelatihan ini dilaksanakan agar semua pihak khususnya di kota Tangerang Selatan, termasuk kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan Bogor siap jika terjadi kecelakaan nuklir," kata Sekretaris Utama Batan Taswanda Taryo di sela workshop Kesiapsiagaan Kedaruratan Radiasi bagi Pemangku Kepentingan di Luar Batan di Serpong, Banten, Selasa.

Dengan pelatihan kesiapsiagaan, menurut dia, para pemangku kepentingan dan masyarakat menjadi lebih siap jika terjadi bencana radiasi nuklir, sehingga penanggulangan akan menjadi lebih mudah dan cepat serta korban dapat diminimalisasi.

Sementara itu, Kepala Pusat Kemitraan Teknologi Nuklir Batan yang juga Koordinator Pengamanan dan Kedaruratan Nuklir Ferly Hermana, mengatakan, aturan mengharuskan reaktor riset Siwabessy, Serpong, berkapasitas 30 MW yang terbesar di Asia Tenggara itu melaksanakan kesiapsiagaan kedaruratan nuklir bersama para pemangku kepentingan terkait secara rutin.

Pelatihan tersebut melibatkan berbagai tim respons, seperti tim medis, tim pengamanan nuklir, tim proteksi radiasi, tim pemadam kebakaran, juga tim dari kepolisian dan TNI, ujarnya.

Menurut Taswanda, skenario kecelakaan nuklir terburuk adalah ketika elemen bakar reaktor meleleh dan Iodium 131, gas radioaktif paling mengerikan, lepas ke udara.

"Namun di reaktor ada pengungkung dan sistem ventilasi yang bekerja mengurung gas ini dan membuatnya berputar-putar hanya di dalam kungkungan itu sampai gas-gas ini meluruh. Iodium radioaktif meluruh dalam waktu delapan jam," katanya.

Sistem ini sangat aman, ujarnya, namun jikapun pada skenario terparah, radioaktif sempat keluar dari pengungkung, evakuasi akan sudah disiapkan sesuai prosedur untuk kawasan reaktor di radius 5 km.

"Sejauh ini dalam 26 tahun sejak berdirinya, reaktor Siwabessy di Serpong ini aman-aman saja, tidak pernah terjadi kecelakaan nuklir. Reaktor juga akan mati secara otomatis jika terjadi kecelakaan," katanya.

Ia mengingatkan bahwa pelatihan kesiapsiagaan ini dilaksanakan bukan untuk menunjukkan bahwa reaktor riset nuklir ini tak aman dan perlu diwaspadai, tapi untuk memenuhi prosedur keselamatan sesuai aturan internasional.

Sementara itu, Deputi Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir bidang Kajian Keselamatan Nuklir Choirul Huda mengatakan, pihaknya terus memantau dosis zat radioaktif di kawasan sekitar reaktor Siwabessy Serpong dan akan memasang alat pendeteksi radiasi nuklir.

Sedangkan Staf Ahli bidang Pembangunan Wali Kota Tangerang Selatan Chaerul Soleh mengatakan, pihaknya beserta masyarakat Tangsel siap, jika suatu saat terjadi musibah kecelakaan nuklir. (ID/tk/ant)


  Investor  

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More