blog-indonesia.com

Kamis, 02 Mei 2013

Mendagri Uji Coba Perangkat e-KTP Buatan BPPT

 Perangkat buatan BPPT mudah dibawa (mobile) dan tidak membutuhkan PC.

Jakarta - Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi melakukan ujicoba prototipe perangkat card reader atau perangkat pembaca KTP elektronik (e-KTP) untuk pelayanan publik yang dibuat Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Selain lebih murah jika telah diproduksi massal, card reader buatan BPPT diakui lebih praktis dipakai.

Gamawan memperkirakan Indonesia membutuhkan jutaan card reader nantinya. Saat ini sudah tersebar 13.000 card reader di Indonesia buatan Amerika Serikat dan Korea Selatan, hanya saja pengoperasiannya membutuhkan PC atau perangkat komputer. Berbeda dengan card reader BPPT yang mudah dibawa (mobile) dan tidak membutuhkan PC.

"Untuk membaca chip dari E-KTP hanya butuh waktu 10 detik. Keuntungan alat yang dibuat BPPT tidak perlu disambungkan ke PC, tidak ribet. Sementara produk Amerika dan Korea perlu diPC kan. Sehingga produk dalam negeri harus bersama-sama kita besarkan," katanya di sela Seminar Pemanfaatan e-KTP dan Perangkat Card Reader untuk Pelayanan Publik di Jakarta, Kamis (2/5).

Diperkirakan jika sudah diproduksi massal harga card reader buatan BPPT berkisar Rp 5-6 juta. Sedangkan jika memakai produk luar negeri card reader hanya Rp 1,5 juta tetapi butuh PC senilai Rp 6 juta sehingga dipastikan lebih mahal.

Kepala BPPT Marzan Aziz Iskandar menyatakan perangkat mobile card reader buatan BPPT bisa dipakai di daerah-daerah terpencil. Diharapkan dua bulan ke depan perangkat pembaca e-KTP ini bisa diproduksi.

"Selama ini ketunggalan identitas masih belum dapat terbangun dengan baik karena terbatasnya metode dan teknologi yang digunakan oleh pemerintah Indonesia," ungkapnya.

Oleh karena itu dengan telah tersedianya sistem pendataan penduduk yang memadukan teknologi biometrik tersebut di tahap awal perekaman data, maka ke depannya teknologi biometrik dimungkinkan diterapkan dalam proses verifikasi identitas penduduk pemegang e-KTP melalui verifikasi sidik jari pada perangkat pembaca e-KTP (card reader).

Pemanfaatan teknologi biometrik multimodel (sidik jari, iris mata dan foto wajah) telah menguatkan metode pengenalan identitas tunggal berbasiskan nomor induk kependudukan.

Marzan menambahkan teknologi kartu pintar (smart card) pada e-KTP itu sendiri memungkinkan pengembangan pemanfaatan e-KTP dari fungsi dasar atau fungsi tunggal sebagai otentikasi identitas saja menjadi multifungsi untuk berbagai keperluan.

"Misalnya kartu e-KTP dapat digunakan untuk kartu jaminan kesejahteraan sosial, kartu subsidi BBM, kartu tenaga kerja luar negeri dan beberapa manfaat lainnya," paparnya.

Ia menilai fase e-KTP generasi kedua ini memerlukan persiapan dan usaha yang lebih keras lagi.


0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More