blog-indonesia.com

Selasa, 07 Mei 2013

Ekonomi RI Masih Yahud Namun Mengkhawatirkan

Ekonomi RI Masih Yahud Namun MengkhawatirkanJakarta : Indonesia dinilai masih menjadi negara yang keren dalam hal pertumbuhan ekonomi di tengah penurunan sejumlah negara seperti Singapura dan China yang terkoreksi tajam.

Kendati demikian, pertumbuhan ekonomi sebesar 6,02% pada kuartal I-2013 dinilai mengkhawatirkan karena bertumpu pada sektor konsumsi yang mendominasi sebesar 5,17%. Disisi lain, kontribusi dari sektor investasi justru menurun 5,9%.

"Yang menonjol adalah pertumbuhan ekonomi 6,02% diiringi laju pertumbuhan yang melemah. Industri manufaktur tumbuh 5,84%. Catatan pertumbuhan konsumsi masih kencang, di atas 5%, tetapi yang mulai mengkhawatirkan adalah investasi di mana pertumbuhannya kecil. Investasi pernah hampir menembus double digit, sekarang tumbuhnya 5,9%. Sumbangan terbesar berasal dari konsumsi, itu berarti balik lagi ke awal," kata pengamat ekonomi, Faisal Basri, Senin (6/5/2013).

Faisal mengatakan pada kuartal IV-2012, sumbangan terbesar pertumbuhan ekonomi justru berasal dari sektor investasi. Namun kali ini, Indonesia justru harus kembali bergantung pada sektor konsumsi.

"Dilihat dari kualitas pertumbuhan merosot. Faktor yang mendukung pertumbuhan didominasi konsumsi. Sementara, investasi melorot pertumbuhannya, tumbuh tapi turun separuhnya," ungkapnya.

Kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menurun tercermin dari kinerja industri manufaktur yang turun. Padahal sektor ini merupakan penyerap tenaga kerja formal terbesar. Selain itu, sektor manufaktur mendorong peningkatan daya saing dan membentuk kelas menengah.

"Kita belum pernah lihat kelas menengah itu berasal dari petani, ya kan?" kata dia.

Lebih lanjut ia mengatakan jika industri manufaktur melemah maka nasib buruh akan semakin sengsara. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (1/5/2013) pertumbuhan industri manufaktur hanya mencapai 5,84%, artinya lebih rendah dari pertumbuhan ekonominya sebesar 6,02%.

Kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia melorot juga tercermin dari anggaran pemerintah kian carut marut. Faisal menyebut ketidakpastian kebijakan anggaran terkait pengurangan subsidi bahan bakar minyak menjadi faktor utama yang menyebabkan anggaran pemerintah kian carut marut. (Est/Shd)


  Liputan 6  

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More