blog-indonesia.com

Jumat, 05 April 2013

Kereta Cepat Jakarta - Surabaya

  Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Harus Digarap Swasta  

http://us.images.detik.com/content/2013/04/05/1036/mstory-084807_shinkanzen.jpg
 Kereta Cepat Jepang
Jakarta Pemerintah berencana membangun kereta super cepat Jakarta-Surabaya. Proyek ambisius ini dinilai sangat mahal, sehingga pemerintah diimbau menyerahkan proyek tersebut kepada swasta.

Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, sangat disayangkan jika Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) harus membiayai proyek yang diperkirakan akan mencapai ratusan triliun rupiah tersebut. Jadi sebaiknya pihak swasta yang mengarap proyek ini.

"Kita bisa membangun ini. Namun persoalannya kan dananya itu dari siapa, kalau saya melihat dananya itu dari siapa. Kalau dananya dari pemerintah itu jangan dulu lah," kata Djoko ketika dihubungi detikFinance, Jumat (5/4/2013).

Dikatakan Djoko, seharusnya pemerintah menggunakan dana APBN untuk memperluas jaringan kereta di luar Pulau Jawa. Hal ini untuk memperkuat jaringan logistik perputaran arus barang di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan pulau lainnya.

Menurutnya jika pemerintah ingin mengambil bagian di dalam proyek kereta cepat itu, maka pemerintah bisa memfasilitasi terkait pengadaan lahan.

"Kalau saya melihatnya itu tetap dibebankan ke swasta. Pemerintah bebaskan lahan saja. Seperti halnya di jalan tol. Tapi kalau semua dibebankan pemerintah, itu berat," katanya.

Seperti diketahui, pemerintah tengah melakukan studi kereta cepat Jakarta-Surabaya yang panjangnya diperkirakan mencapai lebih dari 700 Km. Studi ini akan selesai pada tahun 2015 nanti.

Jika terealisasi, kereta tersebut diperkirakan bisa melesat dengan kecepatan 300 km/jam, sehingga waktu tempuh Jakarta-Surabaya akan lebih cepat.

 Jepang Sempat Bikin Studi Pembangunan Kereta Cepat di Indonesia 

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sedang melakukan studi proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya. Jauh sebelumnya, pihak JICA Jepang sudah melakukan studi soal kereta cepat di Indonesia namun tak ada kabarnya lagi.

Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, pada tahun 2008, pemerintah Jepang telah melakukan studi untuk proyek kereta cepat ini. Namun, Djoko tak menyebutkan rincian yang jelas, sampai mana studi ini dilakukan.

"Indonesia sudah ada studi yang dilakukan JICA pada tahun 2008 lalu. Namanya Argo Cahaya. Namun, Jepang itu melakukan studi tapi nggak mau bangun, kadang-kadang dia begitu," kata Djoko saat dihubungi detikFinance, Jumat (5/4/2013).

Djoko menambahkan, beberapa negara sudah mengoperasikan kereta super cepat ini, seperti Jepang yang telah sukses memiliki Shinkansen, juga China dengan China Railway High Speed (CRH) dan beberapa negara di belahan benua Eropa. Menurut Djoko, dari segi pengalaman, teknologi dari Jepang lah yang paling baik untuk diadopsi Indonesia.

"Saya kira mereka sudah punya pengalaman semua. Tinggal teknologi itu saya melihatnya teknologi itu bisa mahal bisa murah. Teknologi itu masih Jepang itu sekarang, pengalamannya. Kereta Cepat China itu 2 tahun yang lalu itu pernah jatuh kena petir. Yang sudah teruji itu mungkin Jepang," jelasnya.

Dikatakan Djoko, dalam hal kesiapan, Indonesia sudah siap untuk memiliki proyek seperti ini. Hanya saja, realisasi, dana yang besar, dan pengadopsian teknologi yang dibutuhkan.

"Kita nggak punya teknologinya, tapi tentunya kan pengalaman. China juga begitu, dia belajar dari Jerman. Kita belum, tapi seandainya mampu, ya saya kira mampu. Karena sekarang belum ada saja," tutupnya.

Seperti diketahui, pemerintah tengah melakukan studi kereta cepat Jakarta-Surabaya yang panjangnya diperkirakan mencapai lebih dari 700 km. Studi ini akan selesai pada tahun 2015 nanti.

Jika terealisasi, kereta tersebut diperkirakan bisa melesat dengan kecepatan 300 km/jam, sehingga waktu tempuh Jakarta-Surabaya akan lebih cepat.

 Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Telan Rp 70 Triliun 

http://us.images.detik.com/content/2013/04/05/1036/mstory-074407_img2483.jpg
 Kereta Cepat China
Pemerintah tengah melakukan studi untuk proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya. Dengan jarak Jakarta-Surabaya yang mencapai 700 km lebih, diperkirakan nilai investasi proyek ini mencapai puluhan triliun rupiah.

Pengamat transportasi Indonesia, Djoko Setijowarno mengungkapkan, proyek kereta cepat ini tidak bisa dibangun di perlintasan sebidang atau menempel pada tanah. Proyek ini harus dibangun melayang, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk membangun proyek ini otomatis akan jauh lebih mahal dibanding proyek kereta biasa.

"Ini saya harus menghitung, karena kalau kereta super cepat itu tidak boleh sebidang, harus melayang. Mahal sih, sekarang saja kereta yang biasa itu bisa Rp 20 miliar/km," jelas Djoko kepada detikFinance, Jumat (5/4/2013).

Untuk proyek kereta yang elevated atau melayang, biaya pembangunannya bisa mencapai Rp 100 miliar/km. Jika dihitung dengan jarak Jakarta-Surabaya yang mencapai 700 km, investasi yang harus dikeluarkan sekitar Rp 70 triliun.

"Sekarang ini, kalau melayang itu bisa lebih mahal. Saya yakin kalau sudah di atas itu mahal bisa sampai Rp 100 miliar/km itu ada. Kalau 700 km itu ya berapa triliun itu. Itu konstruksinya saja,"jelasnya.

Djoko menambahkan, nilai itu belum termasuk biaya investasi yang dikeluarkan untuk pembangunan stasiun, pembebasan lahan dan biaya lainnya.

"Oleh karena itu lebih baik dibangun swasta atau konsorsium BUMN yang duitnya banyak," katanya.

 Tarif Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bisa Tembus Rp 500.000/Orang 

Rencana kereta super cepat Jakarta-Surabaya kini masih tahap studi, diperkirakan akan menelan investasi lebih Rp 70 triliun. Sehingga berdampak mahalnya harga tiket kereta jika sudah beroperasi.

Pengamat transportasi Djoko Setijowarno, memperkirakan besaran tiket menggunakan kereta ini paling rendah akan mencapai Rp 500.000/orang untuk sekali perjalanan dari Jakarta menuju Surabaya atau sebaliknya.

"Bisa ratusan ribu itu. Bisa di atas Rp 500 ribu. Pesawat terbang berapa itu, bisa jadi seperti itu. Mahal lah," kata Djoko saat dihubungi detikFinance, Jumat (5/4/2013).

Djoko mengatakan, besaran tersebut masih perhitungan kasar, karena mengingat jarak tempuh dan biaya investasi proyek ini pun tergolong cukup mahal. "Tiket mahal itu karena konstruksinya mahal," imbuhnya.

Menurutnya, besaran tarif tersebut tergolong wajar, jika diimbangi dengan pelayanan serta kenyamanan dari moda kereta cepat. Jika layanan kenyamanan kereta cepat ini bisa setara dengan pesawat terbang, maka ia yakin para penumpang akan beralih menggunakan kereta daripada pesawat udara.

"Sebenarnya kalau kereta itu kalau orang naik pesawat terbang itu bisa beralih dari pesawat naik kereta. Tapi keretanya harus senyaman pesawat. Kenyamanan dan ketepatan waktunya itu orang nggak masalah membayar seperti itu," tutupnya.

Seperti diketahui, pemerintah tengah melakukan studi kereta cepat Jakarta-Surabaya yang panjangnya diperkirakan mencapai lebih dari 700 km. Studi ini akan selesai pada tahun 2015 nanti.

Jika terealisasi, kereta tersebut diperkirakan bisa melesat dengan kecepatan 300 km/jam, sehingga waktu tempuh Jakarta-Surabaya akan lebih cepat.(hen/ang)


   detikFinance  

2 komentar:

Assalamu'alaikum mas barky.. pagi ini saya sungguh mendapatkan bacaan yang luar biasa inspiratif dari beberapa artikel anda..

Sungguh betapa kaya nya Indonesia ini, bukan hanya dari SDA nya saja tapi juga SDM yang melimpah untuk membangung negeri ini lebih maju..

Mengenai artikel kreta cepat ini, saya tidak setuju dengan rencana Pemerintah untuk merealisasikan proyek ambisius tersebut, karena sesungguhnya rencana itu lebih menyasar pada pencitraan negara saja yang tidak ingin dianggap "KUDET" dengan negara lain. Iming2 ini akan banyak mengundang investor asing dan ujung2nya akan menjadi permainan politik saja (monopoli, KKN, dll)... ariyo739@gmail.com

Lanjut...

Saya lebih mendukung jika pemerintah memperbanyak jumlah bandara di Indonesia, kita lihat saja perkembangan dunia penerbangan yang bahkan harga tiketnya semakin terjankau baik iu promo maupun bukan promo, bahkan ke luar negeri saja (singapore) cuma 150 ribu. Kalau pemerintah membangun bandara baik itu untuk tujuan domestik maupun internasioanal hal ini berdampak lebih positif bahkan murah dan efektif. Bandara-bandara ini nantinya dapat mewakili beberapa kabupaten, bandara tersebut di bangun pada tempat yang tidak ramai diharapkan tempat tersebut menjadi ramai seiring dengan pembangunan bandara sehingga pusat pemerintahan ato keramaian tidak terfokus pada satu tempat saja, tidak hanya ekonomi penduduk sekitar saja yang meningkat tapi juga kabupaten sekitar karena ikut menjadi tujuan wisata, terjadi pemerataan migrasi penduduk, pembangunan bandara di sertai pembangunan terminal selain memudahkan untuk akomodasi ke tempat tujuan berikutnya, hal ini juga tidak mengurangi angka pengangguran (semisal sopir angkot, bis, tukang becak, pedagang dll), memperkenalkan dan mengeksplorasi epoleksosbudhankam di Indonesia...pembangunan bandara juga dapat mengandalkan investor dalam negeri baik itu konglomerat indonesia ataupun Patungan antar PEMDA antar kabupaten/propinsi+Pemerintah Pusat... harga tiket pesawat terbang juga akan tetap murah mengingat persaingan anatar perusahaan penerbangan sangat ketat, kita liat saja harga pulsa dan tarif telpon atau sms antar operator yah seperti itu lah, jadi kita para konsumen indonesia bisa memanfaatkan celah ini...Selain Murah, menurut agan-agan pasti lebih KEREN naik PESAWAT dari pada naik "KERE"TA :P (ariyo739@gmail.com)

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More