blog-indonesia.com

Rabu, 10 April 2013

Bandara Kuala Namu Dengan Akses Kereta Bandara

 Pembangunan Bandara Kuala Namu Belum Rampung, Akses Kereta Sudah Siap 

Proyek pembangunan Bandara Kuala Namu di Sumatera Utara belum rampung, padahal akses kereta bandara tersebut sudah siap. Alasannya, akses darat atau jalan menuju bandara yang berlokasi di Desa Beringin, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang belum selesai dikerjakan.

Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Bambang Susantono mengatakan, saat ini untuk proyek kereta bandara tersebut telah siap untuk dioperasikan. Pemerintah telah mengirim 2 paket kereta untuk dioperasikan PT Kereta Api Indonesia.

"Ini sebetulnya anytime bandaranya beroperasi itu bisa langsung operasi juga KA-nya, tapi kan kita masih nunggu akses jalannya, belum kelar," jelas Bambang.

Dikatakan Bambang, jika jalan akses tol dan jalan arteri menuju bandara tersebut telah selesai, maka semua proyek di provinsi Sumatera Utara tersebut akan beroperasi.

"Kita nggak mau setengah-setengah, makanya ditunda, sampai akses jalannya selesai. Jadi kita meresmikannya benar sreg," katanya.

Bambang menargetkan, tahun ini semua proyek tersebut akan beroperasi. "Kita ingin tahun ini, masa tahun depan, masa tahun depan lagi, capek kita," tutupnya.

Dari segi operasional, saat ini jalur sepanjang 28 Km telah selesai dibangun. Jalur yang sudah ada itu diremajakan oleh KAI serta satuan kerja Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.

Kereta bandara itu nantinya akan melewati Stasiun Medan-Aras Kabu-Kuala Namu. Jalur yang saat ini telah ada adalah Stasiun Medan-Stasiun Aras Kabu, sedangkan selebihnya merupakan jalur baru.(zul/hen)

 Kuala Namu Jadi Bandara Pertama yang Terhubung dengan Kereta Api 

Bandara Kuala Namu dipastikan menjadi airport pertama di Indonesia yang terkoneksi dengan jaringan kereta bandara. Bandara Kuala Namu mengalahkan Bandara Soekarno-Hatta untuk urusan fasilitas prasarana layanan kereta ke bandara.

"Jadi ini kereta bandara pertama kali di Indonesia, kita (PT Railink) operasikan Kuala Namu dulu baru menyusul Bandara Soekarno-Hatta," kata Direktur Komersial dan Humas PT Railink Makmur Syaheran kepada detikFinance, Rabu (10/4/2013)

Seperti diketahui PT Railink merupakan perusahaan patungan antara PT Kereta Api Indonesia (Persero) dengan PT Angkasa Pura II, masing-masing kepemilikan saham 60% dan 40%. PT Railink akan fokus mengurus kereta-kereta bandara yang dioperasikan oleh PT Angkasa Pura II.

"Setelah itu tergantung, kalau kami ada penugasan kereta bandara lain kami siap," kata Makmur.

Kereta Bandara Kuala Namu saat ini belum bisa beroperasi karena bandara baru tersebut belum selesai dibangun. Walaupun sejatinya sarana dan prasarana kereta bandara yang disiapkan PT Railink sudah siap beroperasi.

"Kereta sudah siap, lintasan sudah siap, dari sisi kereta api sudah bisa jalan. Kita hanya tunggu bandaranya saja, soal bandaranya bisa tanya ke Angkasa Pura II," katanya.


Sementara itu Plt General Manager Bandara Polonia, Medan Sumatera Utara, PT Angkasa Pura II, Slamet Samiadji di tempat terpisah mengatakan hal yang sama bahwa bandara yang dioperasikan pertama di Indonesia yang punya fasilitas kereta bandara.

Menurutnya moda transportasi ini akan melayani penumpang dari stasiun Medan hingga ke kawasan komplek Bandara Kuala Namu yang berjarak kurang lebih 29 km dengan melewati beberapa titik stasiun tanpa berhenti.

Dikatakan Samiadji, di stasiun Medan pun ada jalur khusus yang melayani penumpang dengan tujuan Kuala Namu.

"Ada jalur khusus untuk ke Kuala Namu. Ada city check in. Jadi yang ke Kuala Namu itu ada terminal kedatangan dan keberangkatan," tambahnya.(hen/dnl)

 Bertarif Rp 80.000, Naik Kereta dari Medan ke Bandara Kuala Namu 30-40 Menit 

PT Railink selaku operator kereta Bandara Kuala Namu siap melayani penumpang bandara dari Medan-Kuala Namu mulai September 2013. Waktu tempuh antara Medan-Kuala Namu atau sebaliknya yang berjarak 29 Km ditempuh 30-40 menit dengan tarif Rp 80.000/Orang.

Demikian disampaikan Direktur Komersial dan Humas PT Railink Makmur Syaheran kepada detikFinance, Rabu (10/4/2013)

"Jarak 29 km, ditempuh 30-40 menit Medan-Kuala Namu langsung, tidak berhenti, tarif Rp 80.000," katanya.

Ia menjelaskan tarif kereta Bandara Kuala Namu merupakan tarif komersial alias non subsidi. Besaran tarif ditetapkan oleh operator kereta, melalui pemberitahuan ke Kementerian Perhubungan.

Untuk tahap awal PT Railink akan menyediakan 26 perjalanan kereta api, yaitu 13 perjalanan dari Kuala Namu-Medan dan 13 perjalanan kereta Medan-Kuala Namu. Sehingga dengan volume layanan per hari tersebut maka interval kedatangan kereta setiap 1 jam sekali.

Makmur menuturkan, sebagian besar lintasan kereta bandara masih menggunakan lintasan satu jalur (single track) yang juga dipakai oleh kereta api non bandara. Dari panjang 29 Km, sebanyak 4 Km merupakan lintasan khusus kereta bandara.

"Lintasan sampai Aras Kabu bareng dengan KA lokal, lalu belok ke kiri khusus bandara, sepanjang 4 Km," jelas Makmur.

Plt General Manager Bandara Polonia, Medan Sumatera Utara, PT Angkasa Pura II, Slamet Samiadji secara terpisah menambahkan total penumpang yang diangkut dari layanan kereta bandara 1,2-1,3 juta orang/tahun.(hen/dnl)

 Ada Kereta Bandara, Waktu Tempuh Medan-Kuala Namu Bisa Dihemat Hampir 1 Jam 

Bandara Kuala Namu di Sumatera Utara akan memiliki moda transportasi kereta bandara yang bisa menghemat waktu tempuh Medan-Kuala Namu. Waktu tempuh kereta ini dari Medan-Kuala Namu hanya 30-40 menit atau bisa menghemat hampir 1 jam bila dibandingkan dengan transportasi lain.

Hal tersebut diungkapkan oleh Plt General Manager Bandara Polonia, Medan Sumatera Utara, PT Angkasa Pura II, Slamet Samiadji kepada detikFinance, Rabu (10/4/2013).

"Terakhir saya naik untuk uji coba itu 30-35 menit. Itu saya hitung pakai jam sendiri," katanya.

Dikatakan Samiadji, walaupun bukan satu-satunya moda transportasi massal yang akan hidup di Bandara Kuala Namu, kereta akan menjadi pilihan pertama para penumpang yang melakukan perjalanan menuju bandara atau sebaliknya.

"Cukup signifikan penghematannya. Kalau direct (lewat jalan biasa) itu bisa 1 jam 20 menit. Pada posisi non peak (non jam sibuk). Penghematannya luar biasa kereta api. Kereta api akan menjadi pilihan primadona," katanya.

Selain itu, dia mengatakan para penumpang akan dimanjakan dengan kenyamanan kereta. Diakuinya, selain waktu tempuh yang lebih cepat, kenyamanan pun menjadi suatu kebanggaan dari kereta bandara ini."Dia itu nyaman, full AC," tutupnya.

Kereta Bandara Kuala Namu saat ini belum bisa beroperasi karena bandara baru tersebut belum selesai dibangun. Walaupun sejatinya sarana dan prasarana kereta bandara yang disiapkan PT Railink sudah siap beroperasi.(zul/hen)

 Kereta Bandara Medan-Kuala Namu Pakai Buatan Korea 

PT Railink, selaku operator kereta Bandara Kuala Namu, Sumatera Utara akan menggunakan kereta buatan Korea Selatan. Kereta bandara pertama di Indonesia ini memakai tenaga diesel bukan kereta listrik (KRL).

"Kereta yang dibeli PT Railink adalah jenis DMU (Diesel Multiple Units) buatan Woojin, Korea," kata Direktur Utama PT KAI Ignasius Jonan kepada detikFinance, Rabu (10/4/2013)

Sementara itu Direktur Komersial dan Humas PT Railink Makmur Syaheran menjelaskan, penggunaan kereta buatan Korea tersebut sudah melalui proses tender. Pihak pabrikan kereta Korea Selatan, Woojin menjadi pemenang pengadaan kereta untuk kereta Bandara Kuala Namu.

"Agustus (2013) nanti akan datang 4 rangkaian (Korea), kebetulan waktu tender yang menang Korea, produsennya Woojin. Ini kereta diesel jadi dalam satu rangkaian ada 2-3 mesin," kata Makmur dihubungi terpisah.

Ia menuturkan pada periode uji coba saat ini, pihak kementerian perhubungan untuk sementara waktu meminjamkan dua set rangkaian kereta kepada PT Railink. Setiap rangkaian kereta terdiri dari 5 gerbong kereta. Untuk tahap selanjutnya jumlah gerbong kereta akan ditambah menjadi 34 kereta untuk 2 tahun pertama.

"Juga kita harapkan nanti double track, sekarang ini masih single track. Sehingga bisa ditingkatkan jadi 50 kereta," katanya.

Kereta Bandara Kuala Namu saat ini belum bisa beroperasi karena bandara baru tersebut belum selesai dibangun. Walaupun sejatinya sarana dan prasarana kereta bandara yang disiapkan PT Railink sudah siap beroperasi.

Seperti diketahui PT Railink merupakan perusahaan patungan antara PT Kereta Api Indonesia (Persero) dengan PT Angkasa Pura II, masing-masing kepemilikan saham 60% dan 40%. PT Railink akan fokus mengurus kereta-kereta bandara yang dioperasikan oleh PT Angkasa Pura II.(hen/dnl)

 Alasan Kereta Bandara Kuala Namu Tak Pakai Tenaga Listrik 

Kereta Bandara Kuala Namu, Sumatera Utara akan menggunakan kereta berbasis diesel (DMU) bukan kereta listrik (KRL). Hal ini memang diluar pakem penggunaan kereta-kereta bandara di dunia, bahkan rencananya kereta bandara Soekarno-Hatta pun akan berbasis KRL.

"Mengapa bukan jenis KRL, karena tidak ada instalasi Listrik Aliran Atas di Sumatera Utara," jelas Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Ignasius Jonan kepada detikFinance, Rabu (10/4/2013)

Jonan mengatakan pihak PT KAI telah membenamkan investasi Rp 60 miliar untuk membangun jaringan kereta bandara Kuala Namu. Investasi itu mencakup pembangunan tambahan di stasiun Medan dan pembangunan tambahan jalan rel dan sinyal sepanjang 3,5 km

Direktur Komersial dan Humas PT Railink Makmur Syaheran mengatakan, pilihan menggunakan kereta diesel atas pertimbangan investasi. Jika menggunakan KRL, investasi yang dibutuhkan lebih besar. Menurutnya pilihan kereta diesel sudah tepat daripada harus memaksakan memakai KRL yang belum ada kepastian bisa terealisasi karena harus membangun jaringan listrik sepanjang 29 km.

"Di sana sudah ada diesel memang fasilitasnya belum pakai listrik, kalau pakai listrik investasi lagi, ini pilihan, investasi sarana. Perlu diingat ini tanpa subsidi pemerintah," katanya.

Kereta Bandara Kuala Namu saat ini belum bisa beroperasi karena bandara baru tersebut belum selesai dibangun. Walaupun sejatinya sarana dan prasarana kereta bandara yang disiapkan PT Railink sudah siap beroperasi.(hen/dnl)

 Setelah Kuala Namu, Soekarno-Hatta Menyusul Punya Kereta Bandara 

Rencananya September tahun ini Indonesia akan memiliki jaringan kereta bandara pertama di Bandara Kuala Namu, Sumatera Utara. Setelah itu, kereta bandara selanjutnya adalah Bandara Soekarno-Hatta yang akan beroperasi April 2014.

"Kereta bandara pertama kali di Indonesia, kita (PT Railink) operasikan Kuala Namu dulu baru menyusul Bandara Soekarno-Hatta," kata Direktur Komersial dan Humas PT Railink Makmur Syaheran kepada detikFinance, Rabu (10/4/2013)

Makmur menuturkan di Indonesia banyak bandara yang memiliki potensi untuk terhubung dengan jaringan kereta. Kereta bandara yang saat ini progresnya mulai terlihat adalah kereta Bandara Soekarno-Hatta.

PT Railink merupakan perusahaan patungan antara PT Kereta Api Indonesia (Persero) dengan PT Angkasa Pura II, masing-masing kepemilikan saham 60% dan 40%. PT Railink akan fokus mengurus kereta-kereta bandara yang dioperasikan oleh PT Angkasa Pura II.

"Kereta bandara selanjutnya, tergantung penugasan dari pemerintah untuk proyek kereta bandara lainnya," katanya.

Saat ini PT Angkasa Pura II mengelola 12 bandara utama di kawasan Barat Indonesia, yaitu Soekarno-Hatta (Jakarta), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Polonia (Medan), Supadio (Pontianak), Minangkabau (Ketaping) dulunya Tabing, Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Husein Sastranegara (Bandung), Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang) dulunya Kijang, Sultan Thaha (Jambi) dan Depati Amir (Pangkal Pinang).(hen/dnl)


0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More