blog-indonesia.com

Jumat, 12 April 2013

12 Pelajar Indonesia Ikuti Konferensi Ilmuwan Muda

12 Pelajar Indonesia Ikuti Konferensi Ilmuwan Muda
Tiga pelajar SMAN 2 Kediri menemukan susu sari ketela dan beras ketela.[TEMPO/Hari Tri Wasono]

Jakarta Sebanyak 12 pelajar sekolah menengah atas terpilih menjadi delegasi mewakili Indonesia dalam ajang Konferensi Ilmuwan Muda Dunia (ICYS) 2013. Mereka akan berkumpul dengan ratusan ilmuwan muda dari 22 negara di Bali, 15-22 April 2013, untuk mempresentasikan karya ilmiah di depan juri internasional.

"Indonesia telah banyak mengukir prestasi dalam ajang ICYS," kata Monika Raharti, President of Local Organizing Committee ICYS 2013, dalam siaran pers yang diterima Tempo, Jumat 12 April 2013.

ICYS merupakan sebuah perlombaan karya ilmiah tingkat dunia bagi para siswa sekolah menengah atas yang telah berlangsung sejak 1993. Tahun 2009, tim Indonesia menyabet perolehan medali emas terbanyak. Setahun kemudian Indonesia sukses meraih tujuh medali emas, satu medali perak, tiga medali perunggu, dan dua penghargaan khusus.

Tahun 2011, Indonesia berhasil membawa satu medali emas, dua medali perak, dua medali perunggu, dan tiga penghargaan khusus. Dan tahun lalu, Indonesia menyumbang satu medali emas, dua medali perak, empat medali perunggu, dan empat penghargaan khusus.

Monika mengatakan, 12 siswa SMA yang berangkat tahun ini sebelumnya telah melewati proses seleksi ketat oleh tim Peneliti Belia Surya Institute. Mereka kemudian mendapat pembinaan dari para pakar sejumlah universitas serta lembaga riset di Indonesia selama empat bulan. "Kini mereka siap unjuk kemampuan bersaing dengan para ilmuwan muda dunia lainnya," ujarnya.

Jumlah peserta ICYS tahun ini sebanyak 182 orang dari 23 negara. Selain Indonesia, perlombaan bergengsi ini diikuti Belanda, Belarus, Brasil, Britania Raya, Cina, Georgia, Hungaria, Iran, Jerman, Korea Selatan, Kroasia, Malaysia, Polandia, Republik Cek, Rumania, Rusia, Serbia, Singapura, Taiwan, Thailand, Turki, dan Ukraina.

Ada enam kategori penelitian yang dilombakan, yaitu Theoretical Physics, Applied Physics, Mathematics, Computer Science, Environmental Science, dan Life Science. Setiap tim wajib mempresentasikan hasil penelitian selama 10 menit. Lalu disambung sesi tanya jawab dengan para juri selama lima menit. Seluruhnya dilakukan secara tertutup menggunakan bahasa Inggris.

Pendiri Surya Institute sekaligus rektor Surya University, Profesor Yohanes Surya, mengatakan, ICYS merupakan salah satu cara untuk membangkitkan iklim penelitian dalam diri generasi muda Indonesia. "Kami percaya dengan kemampuan melakukan penelitian, maka karakter bangsa yang unggul dapat dibentuk," kata dia.

Karakter unggul yang bisa didapatkan dalam proses meneliti antara lain sikap jujur terhadap fakta, terbuka terhadap pendapat orang lain, mampu melihat persoalan nyata sekaligus melihat peluang lebih jauh, serta kreatif dan gigih dalam memecahkan persoalan.

Prestasi gemilang dalam ajang ICYS 2009 membuat Indonesia dipercaya sebagai tuan rumah penyelenggaraan perlombaan tahunan tersebut pada tahun berikutnya. Ini menjadikan Indonesia sebagai negara Asia pertama yang menjadi penyelenggara ICYS. Prestasi itu tentu ingin diulang tahun ini saat Indonesia kembali terpilih menjadi tuan rumah bertepatan dengan ulang tahun ICYS ke-20.


  Tempo  

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More