blog-indonesia.com

Senin, 18 Maret 2013

The Next N-250 (R80)

 "Soal Bikin Pesawat, Indonesia Masih di Atas China" 

Pesawat Regio Prop 80 (R-80) Diminati Maskapai Nasional
 Ilham Habibie
Jakarta | China boleh bangga bisa produksi pesawat MA 60 yang saat ini digunakan Merpati Nusantara Airlines, namun soal kualitas pesawat Indonesia masih jauh di atas China.

Seperti kata Ilham A. Habibie, anak sulung mantan Presiden RI BJ Habibie mengatakan soal membuat pesawat dan kualitas pesawat itu sendiri, Indonesia masih di atas China.

"Soal buat pesawat kita masih lebih bagus dan jauh di atas China, dari segi kualitas kita masih oke," kata Ilham ketika ditemui detikFinance pekan lalu di kantornya di Kawasan Mega Kuningan, seperti dikutip, Senin (18/3/2013).

Kata Ilham, saat ini China boleh bangga punya MA 60 yang saat ini digunakan Merpati.

"Tapi pada dasarnya desain MA 60 itu mesinnya memang digunakan untuk militer, namun karena digunakan untuk sipil mereka menurunkan sedikit kualitasnya, karena dasarnya untuk militer sehingga boros, militerkan ngak mikirin boros apa tidak yang penting tahan banting dan menang perang," ucapnya.

MA 60 sendiri kata Ilham diakui sendiri oleh Dirut Merpati Rudy Setyopurnomo kalau pesawat tersebut sangat boros.

"Ya saya pernah diskusi dengan Dirut Merpati Pak Rudy, pesawat itu boros, kalau sudah boros bahan bakar bagaimana mau bisa dapat money (uang). Lagi pula MA 60 dipakai bukan karena kualitas, tetapi karena Merpati saat itu kesulitan pendanaan dan tidak bisa pinjam ke bank, tapi China mau meminjamkan dana untuk membeli MA 60 buatan mereka," ungkapnya.

Lantas dari segi mana kita masih teratas dibandingkan China dari segi kualitas pesawat?

"Ya R80 (Regio Prop 80) yang saat ini sedang kita selesaikan proses pembangunannya, kita akan memiliki pesawat dengan menggunakan baling-baling, yang didesain untuk jarak dekat, hemat bahan bakar, teknologi terbaru, kapasitas lebih banyak yakni mencapai 80 kursi, mesin lebih cepat dan yang terpenting jauh lebih murah dari pesawat ATR karena produksi dan suku cadang dibuat semua di Indonesia, dan yang lebih penting lagi kita punya Sumber Daya Manusia yang berpengalaman bahkan seperti di Boeing, Airbus, ATR, di PT DI dan banyak lagi," tandasnya.

Seperti diketahui Ilham bersama Mantan Dirut Bursa Efek Indonesia (BEI) Erry Firmansyah bersama-sama membentuk PT Ragio Aviasi Industri (RAI) untuk membangun pesawat new N-250 yang dulu pernah dibuat BJ Habibie.

Pesawat berkapasitas 80 kursi tersebut diberi nama R80 atau Regio Prop 80 dimana pesawat tersebut menggunakan baling-baling.(rrd/ang)

 Di ASEAN Belum Ada Negara Selain Indonesia yang Mampu Buat Pesawat 

Sampai saat ini untuk urusan membuat pesawat Indonesia masih paling terdepan dibandingkan negara-negara di ASEAN, pasalnya sampai saat ini belum ada satupun negara di ASEAN yang mampu membuat pesawat selain Indonesia.

Hal tersebut seperti diungkapkan anak sulung Presiden BJ Habibie, Ilham A. Habibie ketika ditemui detikFinance di kantornya Kawasan Mega Kuningan, Jakarta, seperti dikutip Senin (18/3/2013).

"Kita masih menjadi negara yang paling unggul untuk membuat pesawat dibandingkan negara-negara ASEAN," ucap Ilham.

Kata Ilham, bukan berarti negara lain seperti Malaysia, Singapura dan lainnya tidak mampu.

"Kalau Malaysia sampai saat ini hanya bisa membuat bagian-bagian pesawat atau sub kontraktor, sedangkan Indonesia bisa membuat pesawat utuh dan kita punya pabrik pembuatan pesawat (PT Dirgantara Indonesia)," ucap Ilham.

Salah satu contohnya kata Ilham, Indonesia mampu membuat pesawat CN235, 2212, N-250.

"Kita mampu buat CN235 itu dalam bentuk Joint venture, 2212 itu pesawat untuk lisensi dan N-250, apalagi kita punya market khususnya dalam negeri, kemampuan kita lengkap, kalau dibandingkan dengan Malaysia kita jauh lebih terdepan. Malaysia saat ini tidak mampu buat pesawat utuh karena risiko cukup besar karena pasar dalam negeri mereka tidak banyak hanya 28 juta penduduk atau 1/10 kita, wilayahnya juga tidak terlalu luas yakni hanya di Semenanjung dan sebagian di pulau dekat Kalimantan,"ungkapnya.

Ditambahkan Ilham saat ini Indonesia dalam posisi yan enak, punya pasar dan punya kemampuan.

"Dan tidak ada kata terlambat untuk memulai membuat pesawat, 15 tahun lalu kita pernah terhenti perbuatan pesawat untuk sipil, tapi kali ini kita tidak boleh gagal dan saya rasa tidak ada yang bisa menghalangi kita termasuk IMF, karena kondisinya berubah," tandas Ilham.

Seperti diketahui Ilham bersama mantan Dirut Bursa Efek Indonesia (BEI) Erry Firmansyah membentuk PT Ragio Aviasi Industri (RAI) untuk memproduksi pesawat R-80. Pesawat ini akan melanjutkan mimpi N-250 yang dulu pernah dibuat BJ Habibie namun gagal karena proyek diminta dihentikan oleh IMF.(rrd/ang)

 The Next N-250 Bakal Mengangkasa di 2018 

The next N-250 Gatotkaca atau Regio Prop 80 (R80) ditargetkan sudah bisa diproduksi pada 2018. Saat ini R80 masih dalam tahap desain awal atau baru 10%.

"R80 sudah bisa diproduksi dan dijual kami targetkan pada 2018," kata Komisaris PT Ragio Aviasi Industri (RAI) Ilham A. Habibie kepada detikFinance ketika ditemui di kantornya di Kawasan Mega Kuningan, Jakarta, seperti dikutip, Senin (18/3/2013).

Dikatakan Ilham yang saat ini proses pengerjaan R80 masih dalam tahap desain awal.

"Baru 10%, karena masih dalam tahap desain awal, saat ini sih desain awal masih digarap 20-40 orang, tapi kalau sudah masuk dalam tahap desain rinci yang mengerjakan sudah ratusan orang," ungkap Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia bidang Riset dan Teknologi ini.

Ilham menargetkan R80 baru akan berproduksi secara keseluruhan pada 2018. "Jika sesuai dengan rencana kami, pada 2018 baru R80 berproduksi total, artinya sudah terkirim dan digunakan airlines," ucap Ilham.

Untuk mewujudkan target tersebut,saat ini PT Ragio Aviasi Industri (RAI) menyiapkan dana investasi kurang lebih mencapai US$ 400-500 juta.

"Untuk tahap awal kita butuh dana investasi US$ 400-500 juta, tapi itu merupakan dana yang kita galang sendiri dari beberapa pihak namun sifatnya masih pribadi, tapi kalau bener-benar sudah jalan dan butuh dana cukup besar kita bisa gandeng investor atau melepas saham ke publik atau IPO, itu ada tahap-tahapannya," tandas Ilham.(rrd/ang)

 Citilink dan Wings Air Sudah Tertarik Pakai Pesawat R80 

Walau baru dalam tahap desain awal, Regio Prop 80 (R-80) pesawat buatan anak negeri, sudah diminati beberapa airlines diantaranya Citilink dan Wings Air.

"Kita rencanakan memproduksi dua pesawat R80 dahulu untuk Citilink dan Wings Air," kata Komisaris PT Regio Aviasi Industri (RAI) perusahaan yang memproduksi pesawat R-80, Ihlam A.Habibie, ketika ditemui detikFinance di kantornya Kawasan Mega Kuningan, Jakarta, seperti dikutip Senin (18/3/2013).

Dikatakan Ilham pihaknya juga sudah berbicara dengan Dirut PT Garuda Indonesia Airlines Tbk (GIAA) Emirsyah Satar, dan sangat disambut baik.

"Saya sudah bicara dengan Pak Emir, dan disambut baik, sangat mendukung jika ada pesawat buatan dalam negeri bisa dipakai Airlines yang beroperasi saat ini di Indonesia salah satunya Citilink," ucapnya.

Ilham juga sudah melakukan pembicaraan dengan Merpati Nusantara Airlines. "Kami juga saat ini mulai diskusi dengan Merpati dan sudah ada ketertarikan," ujarnya.

Untuk itu saat ini pihaknya kata Ilham akan fokus menyelesaikan desain awal, pasalnya jika desain awal sudah terbentuk, proyek pembuatan pesawat sudah bisa ditawarkan ke pelanggan.

"Misalnya ke Citilink, kita sudah bisa tawarkan begini desainnya, performance-nya seperti ini, kalau dipesan saat ini datangnya kapan, ada garansinya jika tidak tepat waktu. Dan ditargetkan pada 2018 R80 sudah bisa terbang," tandasnya.(rrd/ang)


0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More