Jakarta � Pemerintah mengaku telah memperhitungkan dampak kenaikan harga bahan
bakar minyak (BBM) bersubsidi pada perekonomian. Langkah kenaikan harga
akan diambil jika kuota BBM bersubsidi jebol tahun ini.
Menteri Keuangan, Agus Martowardojo,
mengatakan dampak kenaikan BBM hanya akan menimbulkan ketidakstabilan
perekonomian untuk sementara. Ketidakstabilan hanya akan terjadi pada
saat harga BBM bersubsidi dinaikkan. Namun, pada tahun berikutnya,
ekonomi akan kembali stabil.
"Dampaknya ke inflasi, pertumbuhan ekonomi, exchange rate, itu semua
sudah kita persiapkan dan sudah kita hitung," ujarnya saat ditemui di
kantornya, Jakarta, Senin (7/1).
Kajian dampak kenaikan, lanjut dia, telah dimatangkan di tingkat
pemerintah sejak tahun lalu. Langkah kenaikan ini diambil jika
pemerintah merasa kebijakan pengendalian BBM melalui penghematan tidak
berjalan lancar.
"Tapi prioritas kita tetap mengendalikan BBM," tuturnya.
Langkah kenaikan ini, tambahnya, juga bertujuan menekan defisit
neraca perdagangan yang terjadi sejak tahun lalu. Kenaikan diyakini akan
menekan kinerja impor BBM yang selama ini signifikan.
"Jadi ini kita waspadai. Dan bentuk-bentuk seperti stressed test, forecast, sampai akhir tahun seperti apa budget kita, perkiraan pengendalian kita ini seperti apa, terus kita lakukan," jelasnya.
Tahun ini pemerintah memberikan jatah untuk kuota BBM bersubsidi
sebesar 46 juta kiloliter. Sementara tahun lalu konsumsi BBM bersubsidi
mencapai 45 juta kiloliter.(mdk/rin)
• Merdeka
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.