blog-indonesia.com

Selasa, 01 Januari 2013

Indonesia Akan Jadi Ajang Adu Kuat Mobil Murah?

 Pemerintah akan mengumumkan insentif yang diberikan untuk ATPM

http://us.media.viva.co.id/thumbs2/2012/09/19/171899_perkenalan-toyota-agya-dan-daihatsu-ayla_209_157.jpgJakarta Nissan menutup tahun ini dengan sebuah pengumuman menarik. Pabrikan asal Jepang itu buka suara perihal harga mobil murah racikannya yang menggunakan merek legendaris Datsun.

Mobil yang diplot untuk negara berkembang seperti India, Rusia dan Indonesia bakal dibanderol US$ 3.000 atau sekitar Rp 29 juta off the road. Harga ini terbilang cukup murah dibandingkan pabrikan lainnya yang juga tengah menyiapkan mobil murah.

President Nissan for Europe, Colin Dodge dalam wawancaranya dengan Automotive News, mengatakan dengan harga sekitar Rp 29 juta Datsun akan mampu melawan rival-rivalnya, terutama mobil murah yang diproduksi oleh China dan India. Sementara di Indonesia, Datsun kemungkinan akan melawan Astra Daihatsu Ayla dan Astra Toyota Agya.

Selain memiliki tujuan bisnis, Datsun diharapkan bisa menyediakan kesempatan yang lebih besar pada orang-orang menengah bawah di negara-negara berkembang untuk memiliki mobil.

Mobil murah Datsun yang akan dijual di Rusia akan diproduksi di pabrik yang berada di Moskow. Pabrik itu juga memproduksi beberapa mobil Nissan seperti Almera dan Lada. Mobil murah Datsun bakal menggunakan platform dari Lada. Namun, bentuknya termasuk interior akan sedikit berbeda. Klik tautan ini untuk melihat desain lengkapnya.

Ketika mobil murah diluncurkan maka targetnya akan naik 2 kali lipat dari 170.000 unit per tahun menjadi 400.000 unit per tahun mulai 2016 mendatang. Total akan ada lima model Datsun yang akan diluncurkan Nissan, yakni tiga jenis hatchback, sedan, dan MPV (Multi Purpose Vehicle). Untuk pasar India dan Indonesia, rencananya mobil murah Datsun akan diproduksi lokal di masing-masing negara tersebut.

Awal tahun ini Renault dan Nissan akan memperluas kapasitas menjadi 400.000 unit per tahun di pabrik patungannya di Chennai, India Selatan. Di Indonesia, Nissan juga akan meningkatkan produksi di pabriknya yang berada di Cikampek menjadi 250.000 unit per tahun mulai tahun 2014 mendatang. Untuk itu, mereka telah mempersiapkan dana investasi sebesar US$ 400 juta atau sekitar Rp 3,6 triliun.

Apa yang dilakukan Nissan ditiru oleh Suzuki. Suzuki Motor Corp tidak akan menggunakan merek Suzuki untuk mobil murah. Produsen berlambang 'S' itu memilih merek Maruti.

Maruti hanya digunakan Suzuki di India, tapi kini mereka sedang memikirkan untuk membawa merek itu ke tingkatan global untuk mobil murah. Di India sendiri, Maruti dan Suzuki membentuk perusahaan yang 56,2 persen sahamnya dimiliki oleh Suzuki. India merupakan salah satu tulang punggung Suzuki karena menyumbang 40 persen dari pendapatan total mereka.

Untuk Suzuki sendiri, ada beberapa kandidat yang siap dijadikan mobil murah, yakni Alto 800, A Star dan Wagon R. Versi terbaru dari Alto 800 untuk pasar India dibanderol 260.512 Rupee atau sekitar Rp 47 juta (versi terendah), dan untuk model tertingginya 377.174 rupee (Rp 68,4 juta). Konsumsi BBM diklaim mencapai 22,7 km/liter.

PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) selaku Agen Pemegang Merek (APM) Suzuki di Indonesia pernah mengungkapkan, ada beberapa calon mobil murah yang akan di ambil dari India. Meski begitu mereka belum mau berbicara lebih detail.

Berbeda dengan keduanya, raksasa otomotif Indonesia, Grup Astra melalui Toyota-Daihatsu telah lebih dulu memamerkan mobil murah ramah lingkungan atau Low Cost Green Car (LCGC), yakni Agya-Ayla di Indonesia Internasional Motor Show, September lalu.

Grup Astra memang tak ingin kalah start soal mobil murah. Meskipun, regulasi pemerintah soal LCGC belum terbit. 'Adik' Avanza-Xenia bakal dibanderol mulai dari Rp 75-100 jutaan. Soal konsumsi bahan bakarnya, citycar ini diproyeksikan mencapai 22–30 km/liter. Toyota Agya yang berarti cepat dan Daihatsu Ayla yang artinya cahaya, dirancang oleh desainer asal Indonesia, yakni Mark Widjaja.

 Tergantung Regulasi

Terlepas dari apa yang akan dilakukan oleh para produsen, terwujudnya mobil murah juga sangat tergantung regulasi yang mendukung hal tersebut dari pemerintah

Keinginan Agen Pemegang Merek (APM) untuk bisa segera mengetahui regulasi mobil murah ramah lingkungan di tahun lalu batal. Sebab, pemerintah baru bisa memboyong regulasi tersebut ke Presiden pada awal tahun ini.

"Sebenarnya sudah dibawa ke Menteri Sekretaris Negara, sedang konsultasi. Katanya mau dibawa ke Presiden pada Minggu pertama Januari 2013," kata Menteri Perindustrian MS Hidayat.

Hidayat berharap dengan dikeluarkannya aturan tentang LCGC, maka pasar mobil nasional bisa semakin tumbuh. Selain itu, aturan ini nanti tidak akan bertabrakan dengan mobil nasional karena berbeda segmen.

Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi, saat berbincang dengan VIVAnews.com, mengatakan regulasi itu berisi ketentuan legalistik formal terkait dengan insentif perpajakan, terutama soal penetapan cukai otomotif sebagai pengganti diskon pajak penjualan barang mewah (PPnBM).

Menurutnya, pemerintah nantinya akan mengumumkan insentif yang diberikan untuk agen tunggal pemegang merek (APM) apabila seluruh regulasi ini telah tuntas dan diterbitkan menjadi peraturan resmi.

"Mobil ini nantinya harus menggunakan 80 persen komponen lokal. Tidak hanya murah, produk LCGC juga diharuskan hemat BMM. Untuk mobil 1.200 cc konsumsi bahan bakarnya harus 20 km/liter 1.200 cc, sedangkan untuk 1.000 cc konsumsinya 22 km/liter," kata dia.

Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yongkie D Sugiarto, memperkirakan proyek mobil murah dan ramah lingkungan itu memiliki potensi penjualan 150.000 unit per tahun, jika harganya sekitar Rp80 juta.

Dengan begitu, kata dia, akan ada tambahan omzet di industri otomotif sebesar Rp 12 triliun per tahun. Yongkie menambahkan beberapa prinsipal seperti Toyota, Daihatsu, Nissan dan Suzuki sangat tertarik memasarkan mobil LCGC. Namun, mereka masih merahasiakan model-model yang akan dikeluarkan selama jaminan bisnis dan aspek regulasinya masih belum jelas.

"Hanya Daihatsu dan Toyota yang sudah memamerkan produk LCGC. Prinsipal lain sebenarnya sudah memiliki model LCGC, tapi belum mau memamerkan sampai regulasi keluar," katanya.

Regulasi LCGC menjadi golden tiket para produsen mobil untuk mengeruk keuntungan di pasar mobil Tanah Air. Dan, tentunya masyarakat tinggal menikmati harga mobil yang makin murah menyusul  'perang' yang akan terjadi di antara raksasa mobil dunia di Indonesia.


0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More