blog-indonesia.com

Selasa, 04 Desember 2012

Supir Bajaj Bangga Pakai BBG

http://static.inilah.com/data/berita/medium/1933226.jpg
Jakarta – Supir bajaj BBG bangga menggunakan kendaraan berbahan bakar gas. Selain murah, energi ini ternyata cukup irit dan ramah lingkungan.

Jahid, seorang supir Bajaj BBG yang beraktivitas di bilangan Thamrin, Jakarta, mengaku bangga bisa mengendarai kendaraan berbahan bakar gas.

"Pakai BBG jauh lebih murah dibanding dengan pakai BBM. Saya bisa irit sampai Rp 10.000 - Rp 15.000. Selain itu jauh lebih ramah lingkungan, ga berisik dan tidak ada asap," katanya kepada INILAH.COM, Minggu (2/12/2012).

Menurutnya, hingga kini, pelanggan yang memakai jasa bajajnya tidak ada yang pernah mengeluh. Baik bau gas yang kadang bocor keluar atau masalah asap knalpot, "Tidak ada keluhan. Sejauh ini, aman-aman saja memakai Bajaj BBG ini. Soal kebocoran gas dan segala macam itu tidak pernah ada," ujarnya.

Seperti diketahui, harga Compressed Natural Gas (CNG) di sejumlah SPBU berkisar Rp 3.400, lebih hemat sekitar 35%, ketimbang menggunakan BBM subsidi jenis premium yang dibanderol Rp 4.500 per liternya.

Kendati demikian, untuk mendapatkan satu buah Bajaj BBG ini, seseorang perlu merogoh kocek sekitar Rp 120 juta. Harga yang cukup tinggi ini membuat jumlah Bajaj pengguna BBM subsidi masih cukup besar. "Cukup mahal harganya. Makanya masih banyak juga teman-teman yang setia memakai Bajaj BBM.

Menurutnya, pemerintah punya program untuk menukarkan Bajaj lama dengan yang baru. Tapi harganya juga masih mahal yaitu sekitar Rp 60 juta - Rp 65 juta. "Ya kami berharap pemerintah melihat masalah ini. Dukungan moral saja tidak cukup tapi dana jauh lebih membantu," ujar Jahid.

Selain itu, Jahid pun meminta agar pemerintah menambah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di areal DKI Jakarta. Terutama karena beberapa pengendara perlu menempuh jarak yang jauh guna mendapatkan bahab bakar tersebut.

"Kita-kita kesulitan mencari SPBU yang jual BBG. Yang saya tahu di sini SPBU BBG cuma tiga, yaitu di Pulogadung, Jakarta Timur, Pesing, Jakarta Barat, dan Pancoran, Jakarta Selatan. Nah saya biasa isi di Pulogadung, namun aktivitas saya sendiri lebih banyak di Thamrin," kata Jahid sambil mengeluh.

Dia menyampaikan, semakin masifnya program pemerintah untuk mengalihkan pengguna Bajaj BBM bersubsidi dengan BBG, perlu diselaraskan dengan jumlah SPBU jenis BBG. "Teman-teman udah banyak yang beralih, kan pemerintah juga memberi perintah lewat keputusan Gubernur untuk menggunakan Bajaj berbahan bakar gas," tuturnya. [ast]


0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More