blog-indonesia.com

Minggu, 11 November 2012

Menunggu Sengatan Mobil Esemka

Mobil Esemka bisa mengisi ceruk pasar yang belum sesak terisi.

Setelah melalui proses panjang hingga bertahun-tahun, mobil produksi Solo, Jawa Tengah, Esemka, siap memulai babak baru. Ya, mobil itu resmi diluncurkan di pasar Indonesia, besok tepat di hari Pahlawan.

Tak mudah memang mobil karya siswa SMK itu bisa sampai pada tahap produksi massal dan mendapatkan sertifikat laik jalan. Beberapa kendala harus dihadapinya, salah satu yang terberat ketika gagal menjalani tes uji emisi di Dirjen Perhubungan Darat.

Tapi semua itu bisa dilewati dan berbuah manis. Esemka pun siap beredar di jalanan. Bahkan, jelang peluncuran, mobil yang pernah digunakan sebagai kendaraan dinas mantan Walikota Solo, Joko Widodo, sudah ramai peminat, terutama mereka yang sudah lama memesan Esemka sejak tahap uji laik.

Tidak hanya masyarakat umum, sejumlah pejabat hingga tokoh nasional dan politik ramai memesan mobil Esemka. Prabowo Subianto, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, termasuk yang sudah memesan mobil buatan dalam negeri tersebut.

Penanggung Jawab Produksi PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK), Joko Sutrisno, mengungkapkan, selain Dahlan Iskan dan Prabowo, pemesan lainnya adalah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar, Ketua DPR RI Marzuki Alie, Menko Kesra, Agung Laksono, Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo. "Mereka itu sudah menanyakan terus tentang mobil Esemka," kata Joko kepada VIVAnews.

Hebatnya, pemesanan juga datang dari sejumlah instansi maupun lembaga. Di antaranya dari perguruan tinggi Muhammadiyah, sejumlah pondok pesantren, Kosgoro, Telkom, dan lainnya. "Untuk perguruan tinggi Muhammadiyah, itu nantinya seluruh Indonesia akan memesan mobil Esemka," ungkapnya.

Adapun Koperasi Telkom wilayah Indonesia Timur rencananya memesan mobil Esemka dalam jumlah yang cukup besar, mencapai ribuan unit.

Selain Koperasi Telkom, instansi yang memesan dalam jumlah cukup besar adalah dari Kalimantan Timur. Bahkan yang melakukan pemesanan adalah Gubernur Kalimantan Timur sendiri. "Gubernur Kaltim pesan sekitar 600 sampai 800 unit mobil Esemka".

Pesanan dalam jumlah banyak juga dilakukan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Tak tanggung-tanggung, mereka memesan sebanyak 5.000 unit.

Pemesanan mobil Esemka sendiri mulai dilayani saat acara launching di Solo Techno Park Sabtu besok. Untuk sementara ini, proses pemesanan Esemka baru bisa dilayani di satu tempat, yakni di Solo Techno Park.

"Karena baru soft launching jadi hanya ada di satu tempat. Nanti kalau sudah grand launching baru bisa dilayani pemesanan secara besar-besaran di berbagai tempat," kata Direktur Pelayanan dan Pengembangan Solo Techno Park, Gampang Sarwono, kepada VIVAnews.

Lantas bagaimana prosedur pemesanannya? calon konsumen nantinya cukup mengisi formulir seperti mengisi SPK (Surat Pemesanan Kendaraan).

"Ya prosedurnya seperti mengisi SPK (Surat Pemesanan Kendaraan) tapi nggak terlalu resmi. Ini untuk proses administrasi pemesanan saja, dan tidak ada bayar booking fee," ujar dia.

Gampang menambahkan mobil Esemka yang mulai bisa dipesan meliputi mobil Esemka Rajawali II dan mobil Esemka Bima.

Spesifikasi dan Harga

Esemka disediakan dalam dua pilihan yakni SUV Esemka Rajawali dan pikap Esemka (Bima). SUV Esemka memiliki panjang 5.035 mm, lebar 1.690 mm,dan tinggi 1.630 mm. Dengan spesifikasi tersebut Esemka bisa menampung 7 penumpang.

Sementara, pikap Esemka memiliki daya tampung 5 penumpang. Keduanya diperkuat mesin 1.500 cc SOHC 4 silinder bensin dengan teknologi multi point injection, yang mampu menghasilkan tenaga sebesar 105 Hp pada putaran 5.500 RPM dengan torsi maksimum hingga 145 Nm di 4.100 RPM. Tenaga yang dihasilkan mendorong roda belakang untuk berputar.

Harga mobil tersebut berkisar antara Rp 140-150 juta. Pihak Solo Techno Park menilai harga yang ditawarakan sangat kompetitif dan terjangkau oleh masyarakat Indonesia.

Sebelumnya, Esemka Rajawali jenis Sport Utility Vehicle (SUV) dipatok harga Rp 95 juta per unit. Sementara Bima yang berjenis pikap dibanderol Rp 65 juta hingga Rp 70 juta per unit. Namun, kini harganya sedikit agak mahal (Rp 140-150 juta), lantaran ditambah pajak kendaraan.

Dari sisi bisnis, segmen pasar SUV tujuh penumpang dan pikap masih cukup menjanjikan. Meski harganya masih di atas Rp 100 juta. Esemka Rajawali menjadi SUV dengan harga paling terjangkau. Dengan kapasitas tujuh penumpang, mobil ini memiliki luas kabin seperti MPV (Multi Purpose Vehicle).

Dia bisa mengisi ceruk pasar yang belum sesak terisi. Saat ini, jenis mobil dengan tipe dan fitur seperti itu tidak dimiliki oleh produk-produk bikinan pabrikan dunia seperti Toyota dan Daihatsu, yang saat ini mendominasi pasar otomotif Indonesia.

Sepak Terjang Esemka

Belum lengkap rasanya jika kita tidak mengetahui perjalanan panjang Esemka sebelum akhir ramai dipesan.

Mulanya, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) meluncurkan program yang memiliki makna pembelajaran ekonomi kreatif. Dari situ para siswa SMK yang ada di Indonesia dituntut untuk menciptakan sebuah karya.

Para siswa SMK mulai belajar merakit mobil secara utuh, dengan komponen yang diambil dari berbagai merek mobil. Saat itu hanya diikuti oleh lima SMK, yakni SMK 2 Surakarta, SMK 5 Solo, SMK Warga Solo, SMK Singosari Malang dan Muhamadiyah Borobudur.

Sambil merakit mobil secara utuh, 5 SMK tersebut berpikir untuk membuat komponen lokal. Masuk tahun 2009 terjalinlah kerjasama dengan berbagai perusahaan terutama para UKM yang berada disekitar SMK sehingga program ini berkembang menjadi 23 SMK di seluruh Indonesia.

Di penghujung 2009, 23 SMK itu berhasil membuat 200 unit mesin dan pada 2010 mulai belajar membuat sasis yang bekerjasama dengan UMS (Universitas Muhamadiyah Surakarta). Mereka akhirnya berhasil memproduksi 1.000 unit mesin.

Perjuangannnya mulai meningkat sejak 2011, para siswa SMK ini mengikuti pameran-pameran di beberapa kota besar di Indonesia. Terutama kreativitas anak-anak sekolah Solo.

Saat itulah, Mantan Walikota Solo, Joko Widodo (Jokowi) beserta Wakil Walikota Solo menyatakan untuk menggunakan mobil Esamka sebagai kendaraan operasional Walikota dan Wakil Walikota Solo.

Pada 2 Januari 2012, SMK menyerahkan dua unit Esemka Rajawali ke Walikota Surakarta dari SMK 2 dan SMK Warga Surakarta. Kemudian 25 Februari 2012, Walikota Solo membawa mobil Esemka ke Jakarta untuk melakukan uji emisi.

Tapi hasilnya tak menggembirakan, Esemka dinyatakan tidak lolos. Tak mau putus asa, mereka memperbaiki kekurangan yang ada.

Mobil Esemka akhirnya lulus uji register dan telah mendapatkan Sertifikat Registrasi Uji Tipe Kendaraan Bermotor Nomor SK 389/AJ.402/DRJD/2012 per 18 Oktober 2012.

Esemka menjalani uji di Balai Pusat Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB) di Perhubungan Darat Kemenhub pada 24 September 2012. Sedangkan untuk uji emisi di Balai Termodinamika, Motor dan Propulsi (BMTP) di bawah BPPT tanggal 19 September.


0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More