blog-indonesia.com

Jumat, 02 November 2012

Iklim Kian Ekstrim, Pemerintah Kumpulkan Para Peneliti

RI menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca 26 persen pada 2020.

Perubahan iklim global sudah menjadi masalah dunia, tak terkecuali Indonesia. Dampak perubahan itu juga berpengaruh terhadap kehidupan rakyat di sini. Itulah sebabnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah menginstruksikan kepada kementerian terkait agar segera mewujudkan penurunan emisi gas rumah kaca. Harus turun 26 persen pada 2020.

Guna mencapai target itu, Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Lingkungan Hidup, BMKG, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bersepakat untuk membentuk Forum Ilmiah Perubahan Iklim yang diberi nama Intergovernmental Panel on Climate Change Indonesia (IPCC) pada tanggal 12 Juni 2012 lalu.

Forum IPCCU ini bertugas untuk menyelesaikan masalah perubahan iklim dengan mengumpulkan para pakar, peneliti, dan praktisi, untuk saling berkomunikasi dan bersinergi menindaklanjuti hasil penelitian-penelitian mengenai perubahan iklim dan menjadikannya sebagai masukan dan rekomendasi untuk kebijakan bagi pemerintahan.

Menurut, Deputi Pendayagunaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Kemenristek, Idwan Suhardi, perlu upaya untuk mendorong para peneliti Indonesia agar saling bekerjasama untuk menyelesaikan masalah-masalah perubahan iklim.

"Untuk menyatukan semua peneliti dari berbagai bidang sangat sulit, oleh karena itu kita membutuhkan sistem yang mengatur para peneliti untuk bersama-sama menyelesaikan permasalahan yang terjadi" kata Idwan Suhardi, saat ditemui di acara Sosialisasi Forum Ilmiah Perubahan Iklim (IPCC - Indonesia), Jakarta, 2 November 2012.

Sedangkan menurut Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup, Arief Yuwono, dalam menangani perubahan iklim ini Indonesia sudah memiliki perkembangan yang baik.

"Ini terbukti dengan ikut sertanya Indonesia pada acara-acara internasional yang membahas perubahan iklim dengan memberikan sharing pengalaman dalam penanganan perubahan iklim," kata Arief Yuwono.

Ia menambahkan, fungsi dari IPCC adalah mempublikasikan penelitian-penelitian tentang perubahan iklim, yaitu dengan menjadi wadah bagi para peneliti, praktisi, dan pakar, untuk bersama-sama menciptakan solusi untuk mengurangi dampak lingkungan hidup.

Selain itu, IPCC juga bertugas untuk mereview penelitian-penelitian dan kegiatan tentang perubahan iklim dan mempublikasikan hasil penelitian untuk merubah pola hidup masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan iklim.

"Publikasi ini akan disebar melalui workshop-workshop di berbagai lembaga pendidikan dan organisasi yang peduli terhadap lingkungan," tambah Arief Yuwono.

Forum ini ditujukan sebagai wadah komunikasi dan informasi guna mensinergikan para ilmuwan dan praktisi terkait perubahan iklim. Wadah ini bersifat terbuka, inklusif dengan keanggotaan yang tidak mengikat, sehingga memungkinkan praktisi dan ilmuwan dari berbagai latar belakang disiplin ilmu dapat bergabung.

Forum ini tidak berangkat dari sesuatu yang nol, mengingat telah ada berbagai penelitian, kajian, telaah ilmiah serta inisiatif individual dan lokal, terkait upaya mitigasi maupun adaptasi perubahan iklim di Indonesia.

Forum IPCC ini diharapkan menjadi think tank agar dapat menyumbangkan berbagai kebijakan-kebijakan nasional ilmiah sekaligus aplikatif bagi pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan perubagan iklim di Indonesia.

© VIVA.co.id

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More