blog-indonesia.com

Rabu, 10 Oktober 2012

Utang ke China, PLN Terbebani Syarat Ketat

 China banyak mengajukan persyaratan untuk pinjaman yang diberikan.

Dirut PT PLN (Persero), Nur Pamudji
PT Perusahaan Listrik Negara terus berupaya untuk mengurangi pembiayaan proyek dari negara China yang dianggapnya justru mempersulit gerak perusahaan. Pembiayaan yang selalu diiringi syarat menggunakan produk China, justru membuat PLN sulit memilih alternatif produk untuk material proyek. 

"China itu masih minta (syarat), kalau Anda pinjam, kamu harus beli barang dari dia. Itu kebijakan dari negaranya," kata Direktur Utama PLN, Nur Pamudji, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa, 9 Oktober 2012.

Nur Pamudji mengakui, pengajuan pinjaman ke lembaga keuangan China memang lebih ketat dibandingkan lembaga lain. Kreditor seperti Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia (ADB), dan Japan International Cooperation Agency (JICA) umumnya tak mengikat.

Persyaratan yang lebih longgar dari kreditor selain China ini membuat PLN lebih leluasa membeli sejumlah produk dari Eropa.

Dari catatan PLN, selama ini, sejumlah proyek yang dibiayai kreditor China di antaranya pembangkit listrik 10 ribu Megawatt dan proyek pembangunan PLTU di Kalimantan Barat serta Sulawesi Selatan.

"Itu sepaket dengan Jembatan Suramadu dan rel ganda," tambahnya.

Nur Pamudji menegaskan, dengan peringkat layak investasi atau investment grade yang disandang Indonesia, PLN kini dapat memilih investor yang bisa diajak kerja sama. Nantinya, perusahaan akan lebih memprioritaskan skema terbaik guna pembiayaan proyek.

"Sekarang PLN sudah investment grade, Indonesia sudah investment grade," tambahnya.(art)

© VIVA.co.id

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More