blog-indonesia.com

Senin, 01 Oktober 2012

Perdagangan RI Kembali Nikmati Surplus

Neraca perdagangan RI surplus US$ 496 juta, apa pemicunya?

Peti Kemas di Jakarta International Container Terminal (JICT), Jakarta

SETELAH tiga bulan berturut-turut mengalami defisit, neraca perdagangan Indonesia akhirnya kembali surplus pada Agustus 2012.  Penurunan impor yang lebih tinggi dari ekspor merupakan faktor utama pendorong surplus pada bulan lalu.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, laju ekspor selama Agustus 2012 mencapai US$ 14,12 miliar, atau turun 24,30 persen dibanding Agustus 2011 dan turun 12,27 persen dari bulan sebelumnya.

Sementara itu, nilai impor Agustus tercatat turun menjadi US$ 13,87 miliar, atau minus 8,02 persen dibandingkan Agustus 2011 dan minus 15,21 persen dibandingkan Juli 2012.

"Neraca perdagangan untuk Agustus 2012 surplus US$ 248,5 juta. Memang, ekspor turun, namun impor juga turun," kata Kepala BPS, Suryamin, di Jakarta, Senin 1 Oktober 2012.

Suryamin mencatat, surplusnya neraca perdagangan pada Agustus 2012 merupakan yang pertama dalam tiga bulan terakhir. Secara kumulatif, neraca perdagangan Januari-Agustus kembali bergerak positif.


Total ekspor Januari-Agustus tercatat US 127,17 miliar, sedangkan impor Januari-Agustus sebesar US$ 126,67 miliar.

"Kumulatif neraca perdagangan Januari-Agustus 2012 surplus US$ 496,7 juta, setelah defisit tiga bulan terakhir, dari defisit sekitar US$700 juta, turun lagi menjadi US$ 400 juta, turun lagi US$ 300 juta, dan sekarang malah surplus," katanya.

Sepanjang sembilan bulan pertama 2012, pangsa pasar ekspor non migas Indonesia masih didominasi China sebesar US$ 13,37 miliar, Jepang US$ 12,57 miliar, dan Amerika Serikat US$ 9,90 miliar.


Sementara itu, untuk impor, BPS mencatat Indonesia banyak mendatangkan produk dari China sebesar US$ 19,21 miliar, diikuti Jepang US$ 15,48 miliar dan Thailand sebesar US$ 7,66 miliar. Kontribusi tiga negara tersebut mencapai 42,70 persen.

Negara tujuan impor Indonesia yang lain adalah negara-negara ASEAN sebesar US$ 21,36 miliar atau 21,54 persen serta Uni Eropa sebesar US$ 9 miliar atau 9,08 persen.(art)

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More