blog-indonesia.com

Kamis, 02 Agustus 2012

SBY: Konektifitas Asia 5 Tahun Lagi

http://www.beritasatu.com/media/images//medium/29062012114849.jpg
Ilustrasi wisatawan di bandara
Sebelum konektivitas Asia terbangun, langkah pertama yang perlu disiapkan Indonesia adalah mempersiapkan ASEAN Economic Community.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan, konektivitas di kawasan ASEAN, Asia Timur dan Asia Tengah diharapkan terealisasi dalam 5-10 tahun mendatang.

"5-10 tahun mendatang konektivitas tersebut sudah benar-benar terbangun," kata SBY saat memberikan sambutan saat menghadiri acara pemancangan tiang pertama (groundbreaking) pengembangan Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, hari ini.

Dia mengatakan, sebelum konektivitas Asia terbangun, langkah pertama yang perlu disiapkan Indonesia adalah mempersiapkan ASEAN Economic Community pada 2015 mendatang.

Dalam konsep ini, ekonomi negara-negara kawasan terintegrasi satu dengan yang lainnya. "Hal ini tentu mendorong daya saing yang tinggi bagi setiap negara. Oleh karena itu, Indonesia juga harus menyiapkan diri," kata dia.

Untuk mengantisipasi hal itu, Presiden menyatakan, pemerintah mengembangkan Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta menjadi sebuah kawasan Aerotropolis. "Sebelum membangun konektivitas tersebut ke negara-negara lain, konektivitas domestik harus dipastikan terbangun dengan baik," kaat SBY.

Dengan sarana perhubungan udara yang memadai, SBY menambahkan, dapat membuka celah bagi dunia bisnis dan investasi. Dempak lebih lanjut, akan tercipta akselerasi pertumbuhan ekonomi dengan dukungan infrastruktur.

”Bisa dengan transportasi darat, laut dan udara. Ini peluang besar. Yang dilakukan oleh PT. Angkasa Pura II menjadi bagian untuk meningkatkan konektivitas,” kata SBY.

SBY mengatakan, saat ini Indonesia menduduki urutan 15 ekonomi dunia dengan perolehan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) US$ 1 triliun. Dengan fundamental ekonomi yang kokoh, permintaan kebutuhan sarana infrastruktur makin meningkat, termasuk jasa penerbangan. "Apalagi kelas menengah Indonesia memiliki pertumbuhan terbesar di Asia," kata dia.

Usai memberikan sambutan, SBY membunyikan sirene sebagai tanda diresmikannya pembangunan pengembangan Bandara Soekarno-Hatta di Terminal 3.

SBY juga melakukan peninjauan maket yang didampingi oleh Menteri Perhubungan EE. Mangindaan, Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Tri Sunoko. Turut hadir dalam acara groundbreaking ini Wakil Presiden Boediono, jajaran menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, Gubernur Banten Ratu Atut Choisiyah dan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo.

 Bandara Soekarno Hatta Dipermak Habis-Habisan

http://www.beritasatu.com/media/images//medium/21102011204409.jpgPegawai Angkasa Pura sedang merawat tanaman di Bandara Soekarno Hatta

Semenjak turunnya persetujuan tersebut, kami terus bekerja secara marathon sambil terus mengupayakan untuk mempertahankan kualitas pelayanan di Bandara Soekarno-Hatta

Rencana induk pengembangan Bandara Soekarno-Hatta, yang diselesaikan dalam waktu dua tahun, memfokuskan pada pengembangan landasan, peningkatan kapasitas, dan pembangunan kawasan komersil.

Sebagaimana diketahui, grand design atau rencana induk baru Bandara Soekarno-Hatta telah mendapatkan persetujuan pemerintah dalam rapat yang dipimpin Wakil Presiden Boediono pada tanggal 24 Oktober 2010.

Pada saat itu, Wapres Boediono juga menegaskan bahwa program revitalisasi Bandara Soekarno-Hatta ditetapkan sebagai prioritas nasional yang harus didukung oleh semua pihak. Berbekal persetujuan tersebut, sebagai upaya tindak lanjut, PT Angkasa Pura II langsung membuat desain teknis rinci atau detail engineering design (DED).

”Semenjak turunnya persetujuan tersebut, kami terus bekerja secara marathon sambil terus mengupayakan untuk mempertahankan kualitas pelayanan di Bandara Soekarno-Hatta. Hanya dalam 2 tahun, rancangannya bisa selesai dan groundbreaking bisa dilakukan hari ini. Bila dibandingkan sejumlah bandara sekelas di beberapa negara yang pernah kami datangi untuk studi banding, ada percepatan atau lompatan, karena mereka umumnya mendesain hingga 4 tahun," ungkap Tri Sunoko, direktur utama PT Angkasa Pura II, hari ini.

Dalam pengembangan Bandara Soekarno-Hatta, untuk tahap awal ini akan  dimulai pembangunan peningkatan kapasitas Terminal 3 dari saat ini 4 juta penumpang menjadi 25 juta penumpang yang didahului dengan pembangunan apron.

Berkaitan dengan grand design Bandara Soekarno-Hatta, terdapat lima agenda besar yang akan menjadi fokus PT Angkasa Pura II dalam melakukan tahapan pengembangan. Fokus pertama adalah optimalisasi runway untuk meningkatkan kapasitas pergerakan pesawat pada landasan pacu 1 dan 2.

Selanjutnya, fokus kedua adalah melakukan pengembangan Terminal 3 serta merevitalisasi Terminal 1 dan 2 untuk menambah kapasitas pergerakan  penumpang. Fokus ketiga adalah melakukan pembangunan terminal kargo baru  (Cargo Village), dan fokus keempat adalah melakukan pengembangan fasilitas penunjang (aksesibilitas dan fasilitas lain seperti area bisnis dan komersial).

Kemudian, fokus yang kelima adalah membangun integrated building, yaitu  bangunan penghubung antara T1 dan T2 yang multifungsi dan berkonsep one  stop service.

Integrated building tidak hanya sekadar menjadi bangunan  penghubung, tetapi merupakan bangunan yang sarat dengan berbagai macam  fasilitas pelayanan untuk pengguna jasa. Sejumlah fasilitas yang berada  dalam bangunan tersebut antara lain stasiun kereta api, moda transportasi antar-terminal tak berawak (people mover system), terminal bus, mal, hotel, area parkir, dan lain sebagainya.

Terkait optimalisasi landasan pacu, Tri Sunoko menambahkan, upaya yang  dilakukan adalah melakukan rekonfigurasi runway 1 dan 2 dengan menambah  sejumlah taxi way serta memperluas kapasitas area parkir pesawat (apron)  dari 125 pesawat menjadi 174 pesawat. Sejalan dengan itu dilakukan pula  program redistribusi slot time maskapai agar tidak menumpuk pada jam-jam  tertentu, yang dibarengi dengan penambahan jam operasi hingga tengah  malam pada sejumlah bandara tujuan.

Saat ini, pergerakan pesawat di Soekarno-Hatta telah mencapai rata-rata  sebanyak 52 pergerakan per jam. Dengan mengoptimalisasikan kedua runway  yang ada, kapasitas pergerakan pesawat dapat ditingkatkan hingga 62 pergerakan per jam. Optimalisasi landasan pacu ini adalah sebagai upaya  mencapai ketercukupan daya tampung bandara sebesar 62 juta penumpang per  tahun yang ditargetkan dapat tercapai pada 2014.

Kemudian, setelah kapasitas ultimate 62 juta penumpang per tahun telah  tercapai, PT Angkasa Pura II juga akan merencanakan pembangunan landasan  pacu ketiga berikut terminal keempat yang dialokasikan di sisi utara  bandara. Pada awalnya, pembangunan runway ketiga dan terminal keempat  adalah sebuah opsi. Tetapi dengan melihat tren pertumbuhan yang terjadi  saat ini, maka pembangunan runway ketiga dan terminal keempat menjadi  sebuah keharusan.

”Dengan tambahan runway dan terminal yang baru, daya tampung Bandara  Soekarno-Hatta akan memiliki kemampuan untuk melayani hingga 87 juta  pergerakan penumpang per tahun dan 234 pergerakan pesawat per jam. Upaya-upaya awal telah kami lakukan, antara lain melakukan pembebasan lahan secara bertahap sesuai kebutuhan hingga mencapai 830 hektare,” ungkap Tri Sunoko.

Pengembangan Terminal 3 dari kapasitas empat juta pergerakan menjadi 25  juta pergerakan per tahun akan disusul dengan revitalisasi Terminal 1 dan Terminal 2. Terminal 1 yang saat ini berkapasitas sembilan juta pergerakan per tahun, akan dikembangkan hingga 18 juta pergerakan per tahun. Sedangkan kapasitas Terminal 2 akan dikembangkan dari sembilan juta pergerakan menjadi 19 juta pergerakan per tahun.

”Pengembangan Terminal 3 harus dilakukan lebih dulu agar operasional  penerbangan yang ada sekarang tidak terganggu. Karena nantinya sebelum T1 dan T2 dikembangkan, seluruh kegiatan operasionalnya akan dialihkan ke Terminal 3,” jelas Tri Sunoko.

(BeritaSatu)

 Bandara Soeta Bakal Punya Terminal Baru

"Upaya-upaya awal telah kami lakukan, antara lain pembebasan lahan."

VIVAnews - PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandar Udara Soekarno-Hatta berencana membangun landasan (runway) ketiga dan terminal keempat untuk mengimbangi pertumbuhan penumpang yang terus tumbuh setiap tahun.

Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Tri S Sunoko, menjelaskan, dengan tambahan runway dan terminal yang baru, daya tampung bandara Soekarno-Hatta akan memiliki kemampuan untuk melayani hingga 87 juta pergerakan penumpang per tahun dan 234 pergerakan pesawat setiap jamnya.

"Upaya-upaya awal telah kami lakukan, antara lain pembebasan lahan secara bertahap sesuai kebutuhan, sehingga mencapai 830 hektare," kata Tri di Cengkareng, Kamis 2 Agustus 2012.

Sementara itu, Direktur Bandara Kementerian Perhubungan, Bambang Cahyono, menuturkan, ada dua opsi dalam membangun landasan baru. Opsi pertama adalah close parallel runways, yang hanya akan membutuhkan lahan seluas 140 hektare. Untuk pembebasan lahannya, menurut dia, dibutuhkan dana hingga Rp 580 miliar.

Opsi kedua adalah membuat independent runway, yang membutuhkan lahan hingga 830 hektare, dan akan merelokasi 9.300 rumah. Dana yang dibutuhkan untuk relokasi hingga Rp 4,6 triliun.

"Dua opsi sedang dikaji rinci oleh AP II. Jika sampai 2015 pembebasan lahan sulit dilakukan, kami akan membangun bandara baru di timur Jakarta," katanya.

Kebutuhan untuk membangun bandara baru di sekitar Jakarta, menurut Bambang, sangat diperlukan, mengingat pada 2020 pergerakan penumpang akan mencapai 70 juta orang.

Sementara itu, untuk pengembangan Bandara Soekarno-Hatta, AP II akan mengeluarkan investasi hingga Rp 7,6 triliun.

Menurut Wakil Direktur AP II, Rinaldo J Aziz, perseroan mengalokasikan dana sebesar Rp 1,7 triliun untuk meningkatkan daya tampung terminal I Bandara Soekarno-Hatta dari 9 juta pergerakan menjadi 18 juta penumpang per tahun.

""Untuk revitalisasi Terminal 1C sudah selesai, sedangkan Terminal 1B sudah hampir selesai, tinggal menyediakan kursi. Kemudian, dilanjutkan untuk pengembangan terminal IA," ujarnya.

Untuk terminal II, dia melanjutkan, AP II mengalokasikan investasi hingga Rp 1,1 triliun guna menambah kapasitas penumpang dari sembilan juta orang per tahun menjadi 20 juta orang per tahun.

Sedangkan untuk Terminal III, AP II akan menggelontorkan dana sebesar Rp 4,8 triliun guna meningkatkan kapasitas dari empat juta penumpang per tahun menjadi 25 juta penumpang per tahun.

Untuk sumber dananya, Rinaldo mengungkapkan, pengembangan terminal III akan menggunakan kas internal. Selanjutnya untuk terminal I dan II, akan menggunakan sumber dana pihak ketiga.

"Kami masih mengkaji, karena perbankan menawarkan diri untuk memberikan pinjaman. Perusahaan sekuritas juga menawarkan diri untuk memfasilitasi penerbitan obligasi," ungkapnya. (art)

© VIVA.co.id

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More