blog-indonesia.com

Senin, 28 November 2011

Peneliti: pemuliaan tanaman melon perlu dilakukan

Buah Melon. (FOTO ANTARA/Anis Efizudin)

Yogyakarta (ANTARA News) - Pemuliaan atau pengembangan tanaman melon perlu dilakukan agar petani dapat memperoleh benih buah tersebut dengan harga terjangkau, kata peneliti dari Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Budi Setiadi Daryono.

"Selama ini untuk memperoleh benih melon petani masih mengandalkan impor dengan harga yang relatif mahal. Pemuliaan tanaman melon dapat menghasilkan kultivar lokal yang unggul dan dapat bersaing dengan kultivar-kultivar lainnya yang berasal dari luar negeri," katanya di Yogyakarta, Minggu.

Menurut dia, pemuliaan tanaman melon di Indonesia perlu dilakukan untuk merakit kultivar lokal yang unggul dan memiliki nilai jual di masyarakat. Jenis kultivar lokal yang prospek untuk dikembangkan yakni kultivar Melode Gama-1 dan Gama Melon Basket yang telah dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM).

Kultivar Melodi Gama-1 sebagai kultivar baru memiliki keunggulan antara lain tahan terhadap serangan penyakit jamur tepung atau "powdery mildew" yang disebabkan podosphaera xanthii dan virus kyuri green mottle mosaic virus (KGMMV) yang sering menyerang tanaman melon di Indonesia.

"Selain itu, kultivar Melodi Gama-1 yang memiliki bentuk globular itu mempunyai waktu panen yang relatif singkat, yakni 55-57 hari sejak tanam dengan berat buah rata-rata 1,7-2,0 kilogram," katanya.

Ia mengatakan, untuk kultivar Gama Melon Basket selain tahan terhadap serangan penyakit dan hama juga memiliki rasa yang manis, mengandung kadar B-karoten dan provitamin A relatif tinggi sehingga baik untuk kesehatan mata dan kulit.

"Potensi lain yang dimiliki oleh kedua kultivar itu adalah benihnya memiliki kualitas baik karena memiliki viabilitas yang tinggi," kata Budi.

Menurut dia, benih kedua kultivar itu menurut rencana akan dilepas dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan benih yang diperoleh dari impor sehingga petani dapat menekan biaya produksi. Kedua kultivar itu juga mampu ditanam di lokasi yang berbeda dan pada musim yang berbeda (kemarau dan hujan) dengan perawatan yang optimal.

"Dengan demikian, harga pembelian fungisida dan insektisida dapat lebih hemat karena merupakan kultivar yang relatif tahan serangan hama dan penyakit," katanya.

Ia mengatakan, upaya itu diharapkan dapat memenuhi permintaan konsumsi melon setiap tahun yang selalu meningkat sehingga memerlukan pasokan yang cukup besar dan berkesinambungan.

"Mengingat nilai ekonominya yang cukup tinggi, petani di Indonesia telah berupaya melakukan budi daya melon di berbagai daerah," kata Budi.(L.B015*H010/H008)



Antaranews

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More