Jakarta (ANTARA News) - Kepala Pusat Inovasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof Dr Bambang Subiyanto mengatakan, sejak didirikannya Pusat Inovasi LIPI pada 2001, jumlah paten para peneliti LIPI meningkat tajam.

"Tahun 1963 sampai 2001 paten LIPI cuma enam buah, tapi tahun 2001 hingga 2011 ini paten LIPI meningkat pesat menjadi lebih dari 200 paten," katanya di Jakarta, Kamis, di sela Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional (KIPNAS) X 2011 yang berlangsung pada 8-10 November.

Pusat Inovasi LIPI, urainya, telah mempermudah para peneliti LIPI mengurus patennya. Dari mulai identifikasi penelitian yang dilakukan para periset, membantu membuat dokumen paten, hingga mendaftarkan paten sekaligus membiayai patennya.

"Jadi peneliti hanya cukup memberi data hasil penelitiannya dan mendiskusikannya dengan kami, misalnya, apa keunggulan inovasinya tersebut, lalu kami akan melengkapinya dengan kajian ekonomi," katanya sambil menambahkan bahwa selama ini peneliti LIPI sulit mendapat paten karena tak mengerti caranya.

Ia mengakui dari 200-an paten tersebut, hanya empat yang sudah diproduksi dan dipasarkan oleh industri, yakni bambu komposit, penghancur jarum suntik, radar pantai dan alat penghancur material menjadi nano. Sisanya baru proses dan masih sekedar prototipe. (D009)