blog-indonesia.com

Selasa, 10 Mei 2011

Konektivitas ASEAN Perlu Bebas Roaming

Konektivitas ASEAN tak mungkin terlaksana tanpa melibatkan swasta.

Ilustrasi telepon (clear2talk.com)

VIVAnews
- Industri telekomunikasi harus memiliki terobosan khusus dalam rangka konektivitas ASEAN. Salah satunya dengan layanan bebas roaming ASEAN.

Direktur Utama PT XL Axiata Tbk, Hasnul Suhaimi, mengatakan, dengan tidak adanya roaming, biaya telepon menjadi murah dan jumlah pengguna pun akan meningkat. "Ini tidak hanya roaming telepon, tapi juga data," kata dia pada ASEAN Leadership Forum di Hotel Nikko, Jakarta, Senin 9 Mei 2011.

Dia mengatakan, saat ini, bebas roaming hanya dilakukan sesama grup besar. XL Axiata misalnya, memotong biaya roaming 80-100 persen sesama grup. Sayangnya, roaming ini belum bisa diterapkan lintas operator non-grup.

"Ini susah, karena roaming bisa menyokong 10 persen pendapatan," katanya. "Ini yang perlu dipikirkan bersama."

Sementara itu, Presiden Direktur PT Bakrie Telecom Tbk, Anindya N Bakrie, mengatakan, konektivitas ASEAN tidak mungkin bisa terlaksana tanpa melibatkan swasta.

Konektivitas ASEAN, menurut dia, merupakan keterhubungan secara fisik, ekonomi, emosional, dan digital. "Karena itu membutuhkan infrastruktur transportasi, energi, dan digital," katanya.

Untuk konektivitas digital, menurut dia, nantinya dibutuhkan jaringan internet yang besar. Saat ini saja, menurut Anin, penggunaan jejaring sosial sudah sangat besar, terutama Indonesia. Kondisi ini akan terus berkembang pada masa mendatang.

Sebelumnya, para pemimpin ASEAN sepakat memprioritaskan pembangunan konektivitas regional. Keterhubungan kawasan ini diharapkan bisa menggerakkan perekonomian serta meningkatkan mobilitas barang, jasa, dan manusia di Asia Tenggara.

Konektivitas regional merupakan salah satu dari 10 isu utama yang dibahas dalam KTT Ke-18 ASEAN.

Isu utama lainnya adalah ketahanan pangan dan energi, konflik Thailand-Kamboja, arsitektur regional guna meningkatkan peran ASEAN dalam forum global, perubahan ASEAN menjadi organisasi yang berbasis pada masyarakat, dan kerja sama penanganan bencana alam.

Berikutnya, pembahasan tentang kerja sama di antara sub-ASEAN seperti Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Filipina --materi yang akan dibawa pada KTT Asia Timur di Bali, November 2011. Lalu, permohonan Timor Leste menjadi anggota ASEAN, serta proposal Myanmar menjadi ketua ASEAN pada 2014. (art)


VIVAnews

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More