blog-indonesia.com

Kamis, 13 Januari 2011

Tanpa Merger, Esia Optimistis Bisa Terus Tumbuh

Peluncuran Esia Slim (foto: Esia)
JAKARTA - Kendati masih kalah dengan pasar GSM, CDMA masih memiliki masa depan cerah dalam menghadapi persaingan telekomunikasi, tahun ini. Hal itu diungkapkan Wakil Direktur Bakrie Telecom, Eric Meijer, Kamis (13/1/2011).

Ditemui usai memperkenalkan USB modem anyar AHA Vibe (Bakrie Connectivity), Erik memaparkan prediksinya seputar tren CDMA sepanjang 2011 strategi Esia di tengah sengitnya persaingan penyedia telekomunikasi.

"Untuk tren telekomunikasi ke depan, baik CDMA maupun GSM, dilihat dari sisi industri, saya rasa persentase pertumbuhannya akan sedikit berkurang. Itu wajar jika melihat penetrasinya sebanyak sekarang. Tapi untuk penambahan pelanggan sebenarnya masih cukup banyak," jelas Erik.

Sementara, lanjut Erik, fokus telekomunikasi di masa mendatang akan terpusat pada dua segmen. Pertama pelanggan akan tetap mencari layanan telepon dan SMS yang murah. Sementara tren kedua akan lebih banyak pelanggan yang membutuhkan layanan data seperti aplikasi, data internet dan sebagainya.

"Dalam hal ini teknologi yang dimiliki CDMA sangat cocok karena lebih murah diterapkan ketimbang GSM. Contohnya untuk menjangkau satu wilayah dengan kapasitas dan jangkauan yang sama, CDMA hanya membutuhkan satu BTS (Base Tranceiver Station), sementara GSM mungkin membutuhkan empat hingga delapan BTS," ujarnya.

Menurut Erik, dalam mengoperasikan jaringan, biaya yang dikeluarkan CDMA lebih kecil. Sehingga untuk menawarkan layanan telepon atau SMS yang murah, Esia dan CDMA secara keseluruhan akan punya keunggulan yang jelas.

Erik membantah jika operator CDMA harus melakukan merger demi bersaing dengan operator GSM, meski langkah merger bisa membantu menambah frekuensi sehingga memudahkan operasi.

"Hingga saat ini kami masih bisa beroperasi dengan frekuensi yang sudah ada. Memang, frekuensi adalah hal yang cukup terbatas. Seandainya operator memiliki frekuensi lebih, biaya operasi tentu akan berkurang karena tidak perlu menambah BTS untuk meningkatkan kapasitas jaringan. Tapi bukan berarti merger itu sesuatu yang harus dilakukan. Dengan frekuensi yang ada saat ini kami masih bisa tumbuh," paparnya.

Ditanya mengenai target pertumbuhan penjualan Esia pada 2011, Erik belum bisa berkomentar banyak. Pasalnya Bakrie Telecom, pemegang merek Esia, masih dalam proses audit untuk mengetahui jumlah total pelanggan sepanjang 2010. Saat ini data yang sudah dimiliki berdasarkan jumlah pelanggan Esia di kuartal tiga 2010 yang mencapai 12,1 juta. (srn)

Okezone

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More