blog-indonesia.com

Minggu, 19 Desember 2010

Tambah Pakar Geotermal Indonesia

Foto yang diambil 8 Maret 2010 memperlihatkan seorang pekerja lokal tengah mengumpulkan deposit sulfur di Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur.

JAKARTA, KOMPAS.com
- Salah satu rekomendasi yang dihasilkan dalam acara International Summit 2010 Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional yang diadakan tanggal 16-18 Desember 2010 adalah terkait riset geotermal atau panas bumi.

Para ilmuwan yang tergabung dalam kluster energi sepakat untuk memberikan beberapa rekomendasi bagi pemerintah terkait dengan pemenfaatan sumber energi geotermal untuk memenuhi kebutuhan energi. Jenis energi tersebut dikatakan sangat berpotensi untuk memenuhi kebutuhan energi masa mendatang.

Salah satu poin penting yang direkomendasikan adalah meneruskan kerja sama yang terjalin antara pemerintah Indonesia-Jerman dalam riset energi geotermal. Selain itu, dalam kerja sama tersebut, Jerman akan membantu Indonesia menambah pakar geotermal melalui program doktor.

"Ada 8 posisi doktor yang ditawarkan, Indonesia dialokasikan mendapat 6 posisi. Seluruhnya dalam bidang yang terkait dengan isu geothermal energy," kata Teuku Reiza Yuanda, Kepala Divisi R&D Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional yang juga bekerja di GFZ, Sabtu (18/12/2010).

Teuku Reiza mengatakan kerja sama riset antara Indonesia dan Jerman dilakukan melalui GFZ German Research Center for Geosciences di Postdam, Jerman. "Nantinya, orang-orang tersebut akan bertugas melakukan survei lapangan di Indonesia dan menganalisa sehingga ditemukan lokasi yang tepat untuk pengembangan energi tersebut," jelas Reiza.

Sejumlah universitas dan lembaga riset di Indonesia juga dilibatkan. "Kita juga bekerja sama dengan ITB dan ITS. Selain itu juga dengan BPPT dan RISTEK serta universitas-universitas di Jerman.

Menanggapi rencana pengembangan energi geotermal tersebut, Staf Ahli Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Hadianto menyambut positif. Ia menjelaskan, energi geotermal itu sangat berpotensi untuk dikembangkan di Jawa Barat.

"Di sana banyak kan perkebunan teh dan kopi. Selama ini pengeringannya masih dengan solar. Mungkin nanti bisa dikembangkan dengan energi geothermal ini," paparnya.

Reiza mengatakan, potensi energi geotermal di Indonesia termasuk besar. Namun selama ini hanya 2-4 persen saja yang dimanfaatkan. Dengan adanya kerja sama ini, potensi energi tersebut bisa lebih dieksplorasi.


KOMPAS

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More