blog-indonesia.com

Rabu, 01 Desember 2010

Sumber Energi Biomassa Potensi Ekspor

Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta menunjukkan bahan bakar alternatif berupa minyak yang diperoleh dari biji mahoni (Swietenia mahagoni). Temuan itu dipamerkan pada Geladi Penelitian Ilmiah Remaja 2010 di Aula Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (12/3).

JAKARTA, KOMPAS.com - Biomassa merupakan alternatif sumber energi pengganti fosil di masa depan. Sumber energi biomassa bahkan berpotensi menjadi komoditi ekspor baru dari negara-negara berkembang seperti Indonesia.

"Indonesia sendiri yang kaya biomassa bisa memproduksi energi bagi kepentingan dunia," ungkap Masakazu Yamazaki, Vice President AIST Jepang dalam rangkaian acara 7th Biomass Asia Workshop di Gedung BPPT Jakarta yang berlangsung 29 November hingga 1 Desember 2010 nanti.

Menurutnya, Asia sebagai wilayah yang memiliki sumber biomassa yang besar dan berpotensi untuk dikembangkan menjadi sumber energi perlu mengambil peran dalam mengatasi masalah energi. Yamazaki mengatakan kajian tentang penggunaan biomassa telah menjadi ketertarikan berbagai pihak, sebab bisa mengatasi berbagai masalah lingkungan, seperti global warming.

Kebutuhan energi dalam negeri

Menteri Riset dan Teknologi, Suharna Surapranata mengungkapkan, "Biomassa sangat penting dikembangkan dalam upaya mencukupi kebutuhan energi di masa mendatang, bisa digunakan untuk mengatasi ketergantungan energi fosil."

Ia mengatakan, Indonesia saat ini masih menggantungkan sumber energinya dari energi fosil. Pengurangan penggunaan energi fosil dan penggantiannya saat ini tengah menjadi fokus pemerintah. Namun demikian, ia mengatakan bahwa secara teknis pemerintah belum menemukan solusinya.

"Ada berbagai riset yang telah dilakukan banyak negara tentang bioenergi. Acara ini digunakan untuk sharing tentang perkembangan riset dan teknologi yang digunakan," ujar Dr. Ir. Unggul Priyanto M.Sc., Deputi Informasi, Energi dan Teknologi Material.

Unggul juga mengungkapkan, dalam acara ini juga dimungkinkan mulai terjalinnya kerjasama dengan beberapa negara di bidang bioenergi. Saat ini, kerjasama yang telah terjalin adalah dengan pemerintah Jepang, berkaitan dengan pengelolaan limbah kelapa sawit sebagai sumber energi.

Dalam kesempatan terpisah, Dr-Eng Eniya Listiani Dewi, peneliti dari BPPT mengungkapkan, penggunaan sumber energi lain bisa digunakan untuk mengatasi masalah mahalnya biaya untuk membangkitkan listrik. Ia mencontohkan penggunaan energi yang berbasis hidrogen yang bisa juga diproduksi dari biomassa.

"Energi hidrogen ini bisa diproduksi dari apa saja, termasuk biomassa. Bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik, mengatasi mahalnya produksi listrik," kata Eniya. Produksi listrik dengan dari hidrogen yang bisa dihasilkan dari biomassa lebih efisien.

"Dengan produksi itu, setiap daerah bisa memproduksi sendiri," lanjutnya. Produksi dilakukan dengan bahan dasar yang ada di daerahnya masing-masing. Akhirnya, masalah listrik misalnya, bisa terdesentralisasi. Ia mencontohkan adanya beberapa perumahan di Jepang yang telah menggunakan sumber daya tersebut.

Biomass Asia Workshop kali ini merupakan kedua kalinya yang diadakan di Indonesia. Sebelumnya, pada tahun 2006, workshop ini juga pernah diadakan di Indonesia di tempat yang sama. Peserta workshop kali ini antara lain berasal dari Thailand, Malaysia, Korea Selatan, China, dan berbagai negara lain.


KOMPAS

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More