blog-indonesia.com

Selasa, 14 Desember 2010

Pusdatin Bawa Kemhan Juarai Indonesia Open Source Award 2010

Data merupakan sumber utama bagi sebuah institusi dan juga menjadi bahan pertimbangan penting bagi pimpinan dalam mengambil keputusan dan kebijakan strategis. Sebab, data adalah paket dalam proses pengambilan keputusan pada semua level organisasi. Namun, sampai saat ini dalam pendistribusiannya, data belum dapat disajikan dengan cepat, tepat, dan akurat di satuan kerja (satker). Karena itu, validitas dan updating data merupakan suatu keharusan bagi setiap organisasi.

Melihat urgensi tersebut Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Pertahanan (Kemhan) memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dan strategis bagi pertahanan negara. Inilah yang menyebabkan Pusdatin Kemhan terus berbenah diri meningkatkan kinerja secara optimal.

Kerja keras itu telah menuai hasil. Pusdatin Kemhan berperan besar mengantarkan lembaga tersebut menjuarai Indonesia Open Source Award (IOSA) 2010, pada Juli lalu.

Kepala Pusdatin (Kapusdatin), Ir Achmad Farid Wadjdi MM, bisa jadi arsitek dibalik sukses Kemhan menerima anugerah sebagai Juara I Kategori Kementerian/Nonkementerian IOSA 2010 tersebut. "Penghargaan ini diraih Kemhan karena memiliki Pusdatin yang mampu memberikan manfaat optimal dalam mengimplementasikan open source software dalam aktivitas organisasinya," ujar Insinyur Teknik Nuklir lulusan UGM Yogyakarta ini.

Seperti diketahui, IOSA 2010 diprakarsai Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bekerja sama dengan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek), Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (Kemenpan) dan Reformasi Birokrasi, Asosiasi Open Source Indonesia (AOSI), serta komunitas-komunitas open source lainnya.

"Untuk menunjang kegiatan open source di Kementerian Pertahanan, antara lain telah dilaksanakan Pelatihan Linux Readhat 7.2 pada tahun 2003 dan 2004, Workshop PHP (2009), Workshop IGOS pada November 2009 dan Juni 2010 yang bekerja sama dengan Kemristek dalam rangka migrasi serta pelatihan open source software," ujar Achmad Farid yang pernah ditugaskan sebagai CIO Microsoft Indonesia serta penugasan lainnya sebagai delegasi Indonesia ke even internasional.

Menurut dia, penerapan open source di server Kemhan, antara lain pada web Kemhan, web Defence Media Center (DMC), mail server, proxy Kemhan, gateway serta server aplikasi lainnya di satuan kerja Kemhan, dan juga sistem informasi pertahanan negara (Sisfohaneg).

"Sistem ini akan memegang peran sangat penting dan strategis dalam pengelolaan data dan informasi yang bersifat enterprise, terkait business intelligence (BI), decision support system (DSS) berbasis web 3.0, yang bercirikan smart system," katanya.

Kapusdatin menjelaskan, pada 2011 direncanakan pencanangan sebagai tahun information and communication technology (ICT) di lingkungan Kemhan. "Karena itu, ke depan, penerapan open source akan diintensifkan penggunaannya di lingkungan Kemhan dan TNI, termasuk di daerah-daerah perbatasan," ujarnya.

Urgensi Sisfohaneg

Kemhan telah meresmikan penggunaan Sisfohaneg dalam jaringan (online) untuk pertahanan wilayah NKRI. Sistem pertahanan menggunakan teknologi informasi ini, merupakan sistem yang terintegrasi antarkomando, mulai dari presiden, menteri, hingga komando daerah militer di daerah-daerah.

Dengan sistem pertahanan tersebut, data yang tersaji mulai informasi kebijakan pertahanan, lingkungan strategis komponen pertahanan, hingga pembinaan dan penggunaan kekuatan. Data di Sisfohaneg bisa diakses oleh masing-masing kendali wilayah melalui jaringan internal, tak lagi harus menunggu kiriman berkas.

Ada tiga titik wilayah di Indonesia yang sudah menggunakan sistem online untuk menyajikan data kekuatan wilayah. Pada tahun 2011 diharapkan ada 11 titik baru. Indonesia sendiri memiliki lebih dari seribu titik wilayah.

Kapusdatin mengatakan, secara mikro, Sisfohanneg merupakan salah satu sistem yang perlu dikembangkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara yang akuntabel. "Tatanan ini dapat dipergunakan dalam kaitannya dengan pertahanan negara," ucap penerima Satya Lancana Karya Satya X.

Sedangkan secara makro, dunia akan sulit mencari berbagai solusi atas segala persoalan yang dihadapi tanpa adanya teknologi pendukung yaitu teknologi informasi, teknologi transportasi, dan teknologi komunikasi. "Oleh sebab itu, semua industri dan semua pihak turut aktif untuk mengembangkan ketiga teknologi tersebut," ujarnya.

Untuk itu, Kapusdatin menyebutkan, sistem yang dibangun harus bersifat federasi atau satu kesatuan dan tidak berdiri sendiri. Selain itu, sistem tersebut harus terintegrasi dan menjadi bagian dari sistem informasi nasional. "Suatu kebanggaan tersendiri bahwa sistem informasi Kemhan dan Mabes TNI adalah satu-satunya sistem yang dapat link up dengan emergency center yang ada di Bina Graha," kata perancang logo Kemhan ini.

Mantan Kepala Laboratorium Komputer Balitbang Kemhan ini mengatakan, Sisfohaneg yang dibangun dan dikembangkan Kemhan mengarah pada suatu sistem berbasis design. Yaitu, membangun dan memperkaya suatu sistem berbasis teknologi informasi untuk memberikan layanan data dan informasi. Ini dalam rangka mendukung penyelenggaraan pertahanan negara, yang meliputi layanan internal, untuk mencapai tujuan reformasi birokrasi menuju pemerintahan dan pelayanan publik yang baik di lingkungan Kemhan dan TNI.

Selain itu, lanjut Kapusdatin, filosofi yang disepakati dalam membangun dan mengembangkan Sisfohaneg tersebut, adalah suatu Sisfohaneg yang berkelanjutan. Menurut dia, dengan diluncurkannya Sisfohaneg menunjukkan bahwa komponen platform induk Sisfohaneg tersebut telah siap.

Achmad Farid menjelaskan, komponen tersebut berupa, pertama bahwa standar jaringan data dan informasi di lingkungan Kemhan sudah tergelar, dalam bentuk perangkat keras, perangkat lunak berbasis open source dan bandwidth.

Kedua, yaitu sistem aplikasi untuk kebutuhan pimpinan Kemhan sudah terbangun berupa business intelligence dan sistem informasi geospatial. Dan yang ketiga, koneksi data dan informasi secara online ke Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) sudah tergelar serta standar sistem layanan berupa official web dan email berekstensi Kemhan.go.id sudah siap untuk segera dipublikasikan dan didistribusikan. (Yudhiarma/Sofyan)


Suarakarya

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More