blog-indonesia.com

Rabu, 22 Desember 2010

Puncak Gunung Kerinci Dilarang Didekati

Radius 1 kilometer dari puncak gunung tertinggi di Sumatera itu tertutup untuk pendaki.

Gunung Kerinci di perbatasan Jambi-Sumatera Barat (Antara/ Hendri)

VIVAnews
- Posko pemantau aktivitas Gunung Kerinci menetapkan radius 1 kilometer dari puncak sebagai lokasi bahaya bagi para pendaki. Meski begitu, Gunung tertinggi di Sumatera ini kembali dibuka bagi para pendaki yang ingin menghabiskan malam pergantian tahun di sana.

"Pendakian bisa dilakukan dengan catatan tidak mendekati radius 1 kilometer dari puncak gunung karena gempa vulkanik masih terus terjadi,” kata kepala pemantau aktivitas Gunung Kerinci Hery Prasetyo pada VIVAnews via telepon, Rabu, 22 Desember 2010.

Aktivitas gunung dengan ketinggian 3.805 meter dari permukaan laut ini meningkat sejak Mei 2010. Pos pemantau mencatat, Kerinci sempat beberapa kali mengeluarkan letupan dan gempa vulkanik yang fluktuatif.

Walaupun gempa vulkanik yang terjadi satu bulan terakhir menunjukkan penurunan, pos pemantau mengaku, aktivitas serupa terjadi setiap hari. “Saat ini cenderung turun, gempa vulkanik terjadi 2 hingga 3 kali sehari,” katanya.

Hingga saat ini, status gunung api yang berada di dua provinsi ini—Sumatera Barat dan Jambi—masih waspada. Meskipun diperbolehkan untuk aktivitas pendakian, para pengunjung dilarang mencapai puncak. “Para pendaki hanya diperbolehkan hingga lapangan di shelter 2,” katanya.

Mei tahun lalu Kerinci sempat menggeliat dan menunjukkan aktivitas meningkat. Letupan kecil dan hujan abu sempat melanda perkampungan penduduk di kaki gunung. Meskipun sempat ditutup bagi pendakian sejak April 2009, Kerinci kembali dinyatakan aman didaki saat peringatan tahun baru kemarin.

Gunung Kerinci menjadi lokasi favorit para pencinta alam menghabiskan malam pergantian tahun. Gunung tertinggi kedua di tanah air ini terakhir kali meletus hebat pada tahun 1970. [Laporan: Eri Naldi | Padang, umi]


VIVAnews

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More