blog-indonesia.com

Kamis, 09 Desember 2010

Letusan Gunung Api Pengaruhi Kualitas Air

Jakarta, Kompas - Letusan gunung berapi memengaruhi kualitas air. Kandungan sejumlah mineral akan meningkat sehingga konsumsi air dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan.

Demikian terungkap dalam acara panel diskusi tentang pengelolaan sumber air di Jakarta, Rabu (8/12). Ahli hidrogeologis dari Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta, Prof Sari Bahagiarti, mengatakan, letusan gunung berapi menebarkan berbagai material vulkanik. ”Saat turun hujan, endapan muatan letusan gunung, terutama mineral dan zat kimia yang menutupi tanah, akan terlarut dan masuk ke dalam tanah,” ujarnya.

Akibatnya, komposisi mineral dalam air akan berubah dan terjadi kekeruhan. Unsur-unsur tertentu yang dapat berubah komposisinya, antara lain, kalsium, magnesium, dan natrium. Dapat juga terjadi peningkatan kandungan logam besi (Fe) yang harus diwaspadai. Pascaletusan Gunung Merapi pada 2006, misalnya, unsur-unsur tersebut meningkat. Sedangkan kandungan mineral di sumber air pascaletusan tahun 2010 masih dalam penelitian. Oleh karena itu, masyarakat perlu berhati-hati dalam mengonsumsi air dari sumber di sekitar gunung pascaletusan.

Peningkatan sejumlah mineral tersebut di dalam air sangat bergantung kepada intensitas erupsi dan banyaknya materi vulkanik yang disebarkan. ”Biasanya, setelah beberapa bulan, kondisi air sudah kembali normal,” ujar Sari.

Dokter spesialis gizi klinik, Samuel Oentoro, mengatakan, jika berlebihan, mineral dapat berdampak buruk terhadap kesehatan. Secara keseluruhan, terlalu berlebihannya mineral di dalam air dapat membuat kerja ginjal berlebihan dan terjadi kerusakan di organ tersebut. Selain itu, dia mencontohkan, terlalu berlebihannya natrium juga berpengaruh terhadap tekanan darah.

Dalam sehari, konsumsi natrium (garam) sebaiknya dibatasi 2 gram (sekitar 1 sendok teh). Jika konsumsi lebih tinggi dari 2 gram per hari, seseorang berisiko terkena hipertensi.

”Dalam sehari kita setidaknya minum 2 liter air. Jika kadar natrium dalam air terlalu tinggi, tentu berpengaruh terhadap tekanan darah. Apalagi natrium tidak hanya masuk ke dalam tubuh lewat air, tetapi juga melalui makanan, terutama makanan cepat saji yang biasanya kadar natriumnya relatif tinggi,” ujar Samuel. Untuk itu, kadar mineral di dalam air perlu dipantau dan telah ada standar ambang batas yang baik bagi kesehatan. (INE)


KOMPAS

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More