blog-indonesia.com

Jumat, 15 Oktober 2010

PTTEP Australia Telanjangi Bangsa Indonesia

Ilustrasi

JAKARTA - Akibat meledaknya ladang minyak di instalasi pengeboran minyak The Montara Well Head Platform milik Australia, pada 20 Agustus lalu, menumpahkan sekitar 500 ribu liter minyak mentah ke laut setiap hari dan telah mematikan ribuan ekor ikan di wilayah Perairan Timor.

Terkait hal tersebut, Indonesia Maritim Institute (IMI) menduga ada sebuah tim yang melakukan riset secara diam-diam yang dibentuk perusahaan pengelola ladang minyak tersebut, PTTEP Australia untuk memantau perpolitikan Indonesia akibat tumpahan minyak tersebut.

"Informasi yang dihimpun oleh IMI ternyata saat ini ada tim siluman bentukan PTTEP melakukan riset secara diam-diam menggunakan konsultan lokal. Yang dilakukan bukan untuk mengkaji secara ilmiah mengenai dampak pencemaran minyak Montara, namun lebih pada meneliti kondisi psikologi politik Indonesia terhadap pencemaran laut Timor," Kata Direktur Eksekutif IMI, Y Paonganan dalam rilisnya kepada okezone, Kamis (14/10/2010).

Secara tegas, IMI pun menolak apa yang dilakukan oleh PTTEP Australasia. Karena hal ini sama dengan menelanjangi pemerintah dan bangsa Indonesia. IMI meminta segera hentikan riset tersebut.

"Yang dibutuhkan saat ini adalah riset ilmiah yang konfrehensif untuk mendapatkan bukti ilmiah sejauh mana dampak pencemaran minyak Montara terhadap kondisi ekofisiologis perairan dan dampak terhadap kehidupan masyarakat pesisir NTT yang terindikasi terkena dampak," tegasnya.

Doktor kelautan lulusan Institute Pertanian Bogor ini mendesak Presiden SBY untuk segera menghentikan upaya-pihak pihak pencemar dan segera melakukan analisis intelijen untuk meredam kemarahan rakyat Indonesia karena pencemaran tersebut. "Kami prihatian, setelah sekian lama, nasib nelayan NTT yang terindikasi terkena dampak pencemaran Laut Timor semakin tidak jelas," tegasnya.

Dia juga mendesak Presiden SBY untuk segera membubarkan Timnas tumpahan minyak Montara yang saat ini di pimpin oleh Menteri Perhubungan Freddy Numberi. "Freddy Numberi tidak becus mengurus masalah pencemaran Laut Timor. Kami minta Freddy untuk dievaluasi," pungkasnya.

Seperti yang diketahui bahwa gumpalan minyak mentah tersebut juga ditemukan para nelayan Oesapa Kupang sepulang melaut dari Laut Timor pada Rabu 7 Oktober lalu sekitar 20 mil dari Pantai Tablolong, Kupang Barat, atau sekitar 30 mil dari Pantai Selatan Kolbano, wilayah Timor Tengah Selatan (TTS).(ram)


Okezone

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More