blog-indonesia.com

Jumat, 15 Oktober 2010

Pemerintah Jembatani Peneliti dengan Sektor Industri

JAKARTA--MICOM: Menteri Riset dan Teknolog (Menristek) Suharna Surapranata berkomitmen untuk memfasilitasi para peneliti dengan sektor industri dan pelaku. Sebab peneliti butuh panggung untuk memamerkan hasil penelitian yang digunakan untuk kemajuan bangsa.

Menurut Suharna, saat ini peringkat Indonesia pada Global Competitiveness Index dibandingkan tahun lalu sudah naik dari 54 menjadi perningkat 44. Hal itu disumbangkan oleh tumbuh dengan baiknya makro ekonomi dan meningkatnya pendidikan dasar. Akan tetapi, ada pilar ke-9 dalam penilain tersebut yaitu bagaimana serapan iptek di industri kita (technology readines) Indonesia yang masih rendah. Padahal di sisi lain kemampuan inovasi kita pilar ke-20 Tapi inovasi kita cukup tinggi.

"Ini sebenaranya ada gap, gap itu kita rasakan. kalau SDM kita diberi peluang, dijembatani. demand dan supply terjadi dapat meningkatkan produktivitas kita dan meningkatkan kompetitif kita," kata Menristek saat berkunjung ke Kantor Media Indonesia Jakarta, Jumat (15/10).

Turut hadir dalam pertemuan itu Sekretaris Menristek Mulyanto, Deputi bidang relevansi dan Produktivitas Iptek Teguh Rahardjo, dan Deputi bidang pendayagunaan Iptek Idwan Suhardi.

Ia mengatakan bahwa kemajuan suatu bangsa itu salah satu parameternya adalah seberapa jauh teknologi bisa diterapkan. Untuk itu, Kementrian Ristek diperintahkan Presiden untuk menjembatani adanya jarak ini.

Pemerintah sudah membuat Komite Inovasi Nasional (KIN) dan Komite Ekonomi Nasional (KEN) yang akan membuat rekomendasi kepada pemerintah. Kementrian Riset dalam, kata Suharna melakukan penguatan KIN untuk dan melihat inovasi sebagai sistem. Inovasi itu kan pada dasarnya suatu kreativitas untuk meningkatkan sesuatu. Tetapi kalau dalam sistem, banyak faktor yang melibatkan banyak stakeholder agar hasil penelitian bisa

"Kolaborasi antara riset dan industri itu terjadi kalau disiapkan panggungnya. Yang menyiapkan itu adalah pemerintah. Panggung itu kan ada beberapa pilar, salah satunya science and technology policy.Ini yang kita realisasikan di 2011," katanya.

Saat ini, Kementrian Ristek juga tengah melakukan revitalisasi terhadap sebuah fasilitas penelitian yaitu Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) di Serpong yang luas arealnya mencapai 4.300 hektare. Puspiptek yang didirikan pada tahun 1985 ini merupakan rumah bagi 30 pusat penelitian berbagai bidang ilmu. Namun demikian, produk-produk hasil penelitian di Puspiptek belum banyak yang dilirik oleh swasta dan kemudian diproduksi secara massal.

Oleh karena itu, revitalisasi Puspiptek menjadi Science Techno Park (STP) merupakan sebuah kebutuhan untuk menjembatani sisi supply dan demand teknologi. STP adalah sebuah kawasan yang didedikasikan untuk bisnis berbasis inovasi teknologi yang fokus pada pengembangan dan inovasi produk.

"Saya sendiri melihat Puspitek sejak krisis ekonomi dananya kurang. Selama ini sudah ada insentif dari pemerintah Rp100 miliar untuk 300 peneliti. Mulai 2011 dana-dana insentif di Ristek akan difokuskan ke revitaliasi puspitek," katanya.

Revitalisasi Puspiptek untuk menuju STP akan dimulai dengan pendirian Incubation Center. Direncakan pada tahun depan sudah akan berdiri inkubator-inkubator bisnis di Puspiptek dengan target minimal 5 workshop industri yang melakukan kerjasama pengembangan produksi inovasi dengan LPNK. (Tup/OL-3)


Mediaindonesia

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More