blog-indonesia.com

Rabu, 27 Oktober 2010

Inilah Mengapa Gempa Kadang Picu Tsunami

INILAH.COM, Jakarta - Gempa berkekuatan 7,7 skala richter yang melanda Mentawai Sumatera Barat Senin malam memicu tsunami. Kejadian ini menewaskan 113 orang, menurut Kementrian Kesehatan RI.

Mengapa gempa kadang menyebabkan tsunami dan lainnya tidak? Beberapa faktor menjadi penyebabnya, seperti kekuatan gempa, arah gerakan gempa dan topografi dasar laut. Selain itu, tergantung pada kekuatan gempa itu sendiri.

Gempa berkekuatan 7,7 skala richter yang baru saja terjadi di Indonesia melampaui ambang penyebab tsunami. "Gempa di bawah 7,5 dan 7 skala richter tak akan memicu tsunami," kata geolog Don Blakeman dari National Earthquake Information Center US Geological Survey (USGS).

Terkadang gempa berkekuatan 6 skala richter pun dapat memicu tsunami lokal yang lebih kecil dan tidak terlalu menghancurkan. Gempa memicu tsunami ketika aktivitas seismik garis gempa bergerak naik atau turun. Hal ini akan menciptakan gelombang energi yang mendorong air, menurut Blakeman.

Menurut geofisikawan, John Bellini, gempa yang mendorong dataran utama dengan arah horizontal, berpotensi kecil menyebabkan gelombang mematikan ini. Gelombang tsunami dipengaruhi gerakan vertikal, sehingga perubahan topografi dasar laut dapat menguatkan atau melemahkan gelombang itu.

Saat bergerak di lautan, gelombang tsunami biasanya bergerak pada kecepatan 500 atau 600 mph (804 atau 965 km/jam). "Seperti kecepatan jet," kata Blakeman. Namun, melambat saat mendekati daratan.

Tsunami biasanya datang berpasangan, gempa berkekuatan 7,7 skala richter di Indonesia pada April lalu memicu dua tsunami, menurut Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika. Satu hal yang tak mempengaruhi tsunami yaitu cuaca.

Untuk memprediksi apakah gempa akan menimbulkan tsunami dan seberapa parah akibatnya, peneliti mengukur tinggi dan energi gelombang menggunakan sensor tekanan laut dan pengukur pasang.


Inilah

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More