blog-indonesia.com

Sabtu, 16 Oktober 2010

China - Indonesia Buka Kerjasama Antariksa

Jakarta, 16/10 (SIGAP) - Dua astronot asal China, Nie Haisheng dan Zhai Zhigang menyatakan negaranya akan sangat berkenan bekerja sama dengan Indonesia di bidang pesawat antariksa berawak.

"China senang dan sangat berkenan bekerja sama dengan semua negara di bidang pesawat antariksa berawak, termasuk dengan Indonesia," kata Nie Haisheng saat berdialog dengan sekitar 500 siswa SMP se-Jabodetabek dan Bandung di Pusat Peragaan Iptek TMII Jakarta, Sabtu (16/10).

Dirinya menyatakan yakin bahwa Indonesia pun akan segera memiliki astronot seperti di masa lalu (Pratiwi Sudarmono dan Taufik Akbar -red) serta mendapat kesempatan untuk menerbangkan astronotnya tersebut.

Pada kesempatan yang dibuka Menteri Riset dan Teknologi Suharna Surapranata didampingi Duta Besar China untuk Indonesia Zhang Qi Yue itu, keduanya berbagi pengalaman tentang bagaimana mereka menguji coba pengobatan di angkasa luar dengan gravitasi nol.

"Pengobatan yang tak bisa dilakukan di bumi bisa dilakukan di sana dimana gravitasi ada pada titik nol," kata Zhai Zhigang sambil menambahkan bahwa kondisi di luar angkasa sangat berbeda dengan di bumi.

Dua astronot China ini berkunjung ke Indonesia bersama kapal pencari satelit China Yuanwang 5 yang tengah bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok selama 10 hari hingga tanggal 23 Oktober.

Kunjungan mereka ke Indonesia bertujuan untuk merayakan hubungan diplomatik antara Indonesia dan China yang telah berlangsung selama 60 tahun.

Sementara itu, Deputi Bidang Jaringan Iptek, Dr M. Syamsa Ardisasmita mengatakan, kunci dari kemampuan China meluncurkan pesawat antariksa berawak keluar angkasa, negara ketiga setelah Rusia dan Amerika Serikat, bukan karena China lebih pintar daripada Indonesia, tetapi karena bersedia bekerja keras.

Soal kemungkinan kerja sama di bidang penerbangan angkasa luar dengan China, ia mengatakan, saat ini Indonesia sudah menandatangani kerja sama dengan China di bidang energi yakni reaktor nuklir, kedokteran tradisional, sel punca dan pertanian khusus padi unggul.

"Kita bisa saja mengajukan kerja sama di bidang penerbangan pesawat antariksa dengan China," katanya meski soal itu menurut dia belum menjadi prioritas.

Sebelumnya, pernyataan Indonesia pada sidang ke 53 Komite Penggunaan Antariksa untuk Tujuan Damai (UN-COPUOS) yang berlangsung di Wina, kepada koresponden ANTARA London, beberapa waktu lalu.

Wakil Tetap RI untuk PBB dan organisasi internasional lainnya di Wina, Dubes I Gusti Agung Wesaka Puja, Indonesia juga menekankan perlunya meningkatkan kerjasama internasional di bidang pemanfaatan teknologi berbasis antariksa untuk mitigasi perubahan iklim dan mitigasi bencana alam.

Pada kesempatan tersebut Indonesia menyampaikan rencananya untuk menjadi regional support office bagi platform kerjasama internasional utama di bidang pemanfaatan teknologi antariksa untuk mitigasi bencana alam yang ada saat ini, yaitu United Nations Platform for Space-based Information for Disaster Management and Emergency Response (UNSPIDER).

Dalam kaitan dengan mitigasi perubahan iklim, Indonesia juga menginformasikan kerjasama Indonesia -Australia dalam isu space and climate melalui program Indonesia National Carbon Accounting System (INCAS) dengan menggunakan remote sensing satellite data dan Landsat sebagai upaya memonitor dan mengurangi emisi gas rumah kaca Indonesia (laporan wa prasetya/ant)


Sigapbencana-bansos

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More