blog-indonesia.com

Kamis, 14 Oktober 2010

BPPTK Belum Tentukan ke Arah Mana Letusan Merapi

Gunung Merapi, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Sejak dinaikkan status Gunung Merapi dari normal menjadi waspada sejak tanggal 20 September 2010, sampai saat ini kondisi Gunung Merapi dari semua parameter masih di atas normal, baik di seismik, doformasi, geokimia, dan secara visual. Namun meskipun deformasi yang dominan dari refrektor di Kaliurang, tetapi belum berarti ancaman meletusnya Gunung Merapi ke arah selatan.

''Kami masih belum bisa mengatakan posisi ke arah mana Gunung Merapi akan meletus. Masih terlalu dini untuk menyatakan bahwa ancamannya ke selatan, atau ke barat atau ke mana saja. Karena sampai sekarang status Gunung Merapi masih waspada,'' tutur Staf Ahli Geologi BPPTK (Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian) Yogyakarta Dewi Sri Sayudi pada acara Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan Menghadapi Aktivitas Gunung Merapi, di Hotel Quality Yogyakarta, Kamis (14/10).

Menurut dia, kalau status Gunung Merapi sudah naik dari status Waspada, pihaknya baru bisa menentukan ke mana kemungkinan arah aktivitas Gunung Merapi tahun ini. Kita juga masih belum tahu apakah peningkatan status Gunung Merapi ini akan menerus ke status lebih tinggi atau kembali normal,'' kata Dewi.

Dia menambahkan, guguran lava Merapi yang bisa terdengar dan diamati sampai saat ini ada yang ke Gendol sejauh 800 meter, ke arah hulu Krasak (Boyong-Gedog) sekitar 1,5 kilometer dan ada yang ke arah Gebong -Krasak sejauh 3-4 kilometer. Jadi guguran lava masih menyebar

Karena itu untuk menaikkan status Merapi apabila parameter/ tanda-tanda lain yang ada meningkat. Status untuk peningkatan status adalah seismik vitas kegempaan, deformasi, geokimia dan visual. ''Tetapi tidak ada angka yang pasti berapa peningkatan dari masing-masing parameter, karena gejala awal suatu letusan yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda, ''kata dia.

Status Merapi hingga hari ini masih waspada dan aktivitas warga masih normal seperti biasa. ''Namun bagi masyarakat yang beraktivitas di kawasan Rawan Benana (KRB) III khususnya di alur-alur lembah sungai mohon kewaspadaannya,'' saran dia.



Republika

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More