blog-indonesia.com

Senin, 01 November 2010

BPLS Tidak Bisa Atasi Semburan Lumpur

Semburan Lumpur---ANTARA/Eric Ireng/ip

SIDOARJO--MICOM: Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) ternyata tidak bisa menangani semburan lumpur. BPLS hanya bisa membangun tanggul baru untuk menampung luberan lumpur yang terus bertambah.

Luas areal peta berdampak sesuai Perpres Nomor 14 tahun 2007 seluas 240 hektare, kini sudah menjadi kolam penampungan lumpur yang kondisinya sudah overload. Masing-masing sembilan desa di Kecamatan Porong, dan Tanggulangin. Warga di desa-desa tersebut menjadi tanggung jawab PT PT Minarak Lapindo Jaya (MLJ) untuk memberikan ganti rugi.

Sementara pada tahun 2008, luas areal peta berdampak bertambah tiga desa lagi di Kecamatan Jabon. Hanya saja wilayah baru yang menyusul dimasukkan peta berdampak itu menjadi tanggung jawab pemerintah untuk memberikan ganti rugi.

Kini, pusat semburan lumpur Lapindo belum menunjukkan tanda berhenti. Wilayah desa lain juga sudah lama mulai "merengek" minta dimasukkan peta berdampak. Misalnya desa Siring Barat, Mindi dan Jatirejo Kecamatan Porong serta Desa Ketapang Kecamatan Tanggulangin. Tuntutan warga di desa ini bisa dimaklumi, karena di areal wilayah mereka banyak bermunculan semburan gas liar yang disertai ancaman kebakaran, bau menyengat dan kualitas air sumur yang menjadi buruk.

Tidak itu saja, di wilayah ini juga terkena dampak patahan tanah terbukti dengan banyaknya bangunan rumah warga yang retak bahkan roboh.

Sebenarnya, ada tawaran penghentian semburan lumpur Lapindo dengan menggunakan teori Bernoulli yang ditawarkan alumnus Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya bernama Djaja Laksana. Namun pengajuan teori ini belum mendapatkan tanggapan BPLS atau pemerintah untuk disetujui. Walaupun, teori ini sudah pernah dicoba untuk menangani semburan lumpur di sekitar pusat semburan utama. BPLS berasalan, teori tersebut masih meragukan apakah bisa menghentikan semburan utama.

Teori Bernoulli adalah teori yang berusaha menyeimbangkan tekanan air semburan dengan gaya gravitasi bumi. Prinsip teori ini adalah menghentikan semburan lumpur dengan memanfaatkan kekuatan semburan lumpur itu sendiri. Sehingga sebanyak berapapun lumpur yang keluar, tidak akan meluber ke mana-mana karena kembali ke perut bumi.

Bendungan bernoulli yang ditawarkan Djaja Laksana ini diperkirakan memakan anggaran Rp4 triliun. Dengan teori ini, rencananya akan dibangun bendungan Bernoulli dengan menanam pipa sedalam 150 meter dan radius 200 meter. Sementara tinggi pipa di permukaan tanah mencapai 50 meter. Apabila tinggi semburan mencapai 28 meter maka masih ada sisa pipa setinggi 22 meter. (HS/X-11)


MediaIndonesia

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More