blog-indonesia.com

Selasa, 12 Januari 2010

CN 235 MPA

CN 235-220 MPA buatan PTDI [foto ipenk666]

Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan, tiga pesawat intai maritim CN-235 MPA dari PT Dirgantara Indonesia pengganti Nomad, selesai dalam dua tahun.

"Satu unit selesai dan diterima pada 2010 dan sisanya dua unit pada 2011," kata Tedjo Edhy Purdijatno.

Ia menambahkan, ketiga pesawat CN-235 MPA itu sudah lengkap dengan berbagai fasilitas sebagai pesawat intai maritim. Departemen Pertahanan mewakili pemerintah menyatakan komitmen merevitalisasi industri pertahanan lewat pembelian Maritim Patrol Aircraft (MPA) dari PT Dirgantara Indonesia (PT DI), yang ditandatangani di Mabes TNI-AL Cilangkap, Jakarta Timur.

Usai menandatangani nota kerjasama tersebut, Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana Madya TNI Tedjo Edhy Purdijatno, mengatakan bahwa kesepakatan kerjasama ini dalam rangka pemanfaatan, penelitian dan pengembangan sumber daya bidang teknologi pertahanan matra laut yang dilakukan bersama PT DI.

Dalam sambutannya Tedjo Edhi, mengatakan bahwa kesepakatan kerjasama yang berlaku selama lima tahun ini merupakan pe

rpanjangan dari kesepakatan bersama yang sudah ada selama ini, terkait memperkuat kekuatan udara TNI-AL serta memanfaatkan sumber daya yang dimiliki kedua belah pihak dalam meningkatkan kemampuan, kekuatan dan kesiapan alat utama sistem persenjataan (alutsista) secara maksimalkan hasil produksi dalam negeri.

Menurut KASAL, perpanjangan kesepakatan bersama ini pada hakikatnya merupakan momentum penting, karena TNI AL pada awalnya sudah berkomitmen dalam melaksanakan transfer teknologi pada setiap pengadaan alutsista agar bangsa ini dapat mencapai kemandirian nasional. “Kita akan berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan dari TNI AL secara proporsional dan profesional sehingga benar-benar dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan tugas TNI AL,” ujar Tedjo Edhi.

Selain dengan TNI AL, PTDI juga sudah melakukan kerja sama pengadaan alutsista dengan TNI AU melalui pengadaan Helikopter Superpuma dan Pesawat CN 235 MPA (Maritime Patrol Aircraft). Sedangkan dengan TNI AD, PT DI juga telah mengadakan kerja sama untuk pengadaan pesawat angkut ringan.


Pemerintah berencana membeli tiga pesawat patroli maritim tersebut dengan nilai kontrak mencapai US$80 juta. Kemungkinan skema pembiayaan yang akan digunakan dengan menggunakan kredit ekspor. Ancang-ancangnya adalah cabang BNI yang ada di luar negeri.

Pesawat CN-235 MPA adalah pesawat patroli maritim yang dilengkapi dengan sistem navigasi, komunikasi, dan mission system. Untuk navigasi, pesawat ini menambahkan self content intertial system, GPS, dan Flight Management System. Untuk komunikasi, pesawat ini menambahkan multi channel audio system, dan dual control radio untuk komunikasi ke darat. CN-235MPA bisa beroperasi pada malam hari berkat peralatan FLIR-200 HP yang dipandu sinar infra merah.

CN 235-220 MPA buatan PTDI [foto ipenk666]

SPESIFIKASI CN-235 MPA
Mesin : Sepasang CT-771 berdaya 1.870PK, dua buah baling-baling berbilah empat tipe Hamilton Sundstrand 14 FR-21
Take off distance pendek : 1,160m
Maximum Cruise Speed : 215 KTAS
Long Range Cruise Speed : 194 KTAS
Max Endurance Speed : 168 KTAS
Max. Take off weight : 16,000 kg
Jangkauan : 1,800 nm
Lama terbang : 10 jam


CN 235














CN-235-220M (foto indoflyer)

CN-235 sebagai commuterliner berkapasitas 34-38 tempat duduk dan sebagai pesawat serbaguna, diluncurkan dalam Paris Air Show 1981. Pesawat ini dikembangkan dan diproduksi oleh CASA-IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara, sekarang PT DI) atas dasar 50-50. CASA membuat kerangka depan dan sayap tengah, sedangkan IPTN membuat kerangka belakang, panil sayap luar, dan permukaan ekor.

PT DI sampai tahun 2009 telah memproduksi sekitar 50 CN 235 dengan berbagai versi. Menurut Eddy Gunawan, Wakil Presiden PT DI, sekarang CASA sudah tidak memproduksi CN-235 lagi, karena CASA sedang mengembangkan CN-235 menjadi C295 dan akan fokus untuk merebut pasaran, Ternyata C-295M laku keras di pasaran. Hal itu dapat dilihat bahwa CASA sudah tidak memesan lagi kerangka belakang dan bagian lain yang menurut kesepakatan dibuat PT DI. Ia menambahkan, "Kemungkinan produksi CN-235 akan diserahkan sepenuhnya kepada PT DI". Jika demikian halnya, peluang pasar CN-235-220M yang masih feasible di pasaran internasional akan semakin terbuka bagi PT DI.


CN-235 buatan PT DI dibeli oleh negara lain seperti Korea, Filipina, Brunei, Malaysia, Thailand, Pakistan, dan Uni Emirat Arab. Korea bahkan memanfaatkannya untuk pesawat kepresidenan.
Kedepan PT DI merencanakan untuk memproduksi versi terbaru CN235 MPA ASW.




PT DI , MediaIndonesia ,dll

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More